Find Us On Social Media :

Meski Jarang Terjadi, PMS Berat Bisa Membuat Wanita Alami Depresi

Premenstrual dysphoric disorder dapat membuat wanita merasa tidak nyaman hingga depresi.

Dokter Gorga menjelaskan, bahwa wanita yang mengalami masalah menstruasi premenstrual dysphoric disorder ini memiliki suasana hati yang mudah berubah.

PMDD ini juga bisa membuat seseorang menjadi terlalu sering menangis dan tidak tertarik untuk melakukan aktivitas sehari-hari atau berbicara dengan orang lain.

“Bisa ada peruabahan (suasana) hati yang cepat, kecemasan, ketegangan, bahkan kadang-kadang muncul depresi saking putus asanya dia merasakan nyeri atau tidak nyaman yang berlebihan,” ujarnya.

Baca Juga: Ada Gumpalan Darah saat Haid, Apakah Berbahaya? Ini Kata Dokter

Akan tetapi, menurut dokter Gorga tidak semua wanita mengalami premenstrual dysphoric disorder.

Dia menyebutkan, kondisi ini merupakan hal yang jarang terjadi dan dialami oleh 2% wanita.

Namun jika terjadi premenstrual dysphoric disorder, seorang wanita membutuhkan penanganan medis. Berbeda apabila ia hanya mengalami premenstrual syndrome saja.

“Kalau PMDD ini biasanya butuh penanganan medis. Kadang-kadang kita harus memberikan antidepressant, karena dia sudah mengalami depresi akibat masalah PMS-nya ini. Kita bisa berikan (obat) anti nyeri atau bahkan pil KB untuk mencoba mengurangi rasa nyerinya dan agar siklus haidnya lebih teratur,” pungkas dokter Gorga.