Find Us On Social Media :

Kemenkes: Belum Ada Bukti Varian Omicron Tingkatkan Keparahan Infeksi

Varian Omicron sudah diidentifikasi di 23 negara di dunia. Belum ada bukti keparahan

GridHEALTH.id - Varian Omicron yang merupakan varian terbaru dari Covid-19 saat ini sedang menjadi perhatian banyak orang.

Diketahui, sudah ada sekitar 23 negara di dunia yang sudah melaporkan penemuan kasus positif Covid-19 varian Omicron.

Baca Juga: Bos Moderna : 'Vaksin yang Ada Sekarang Ini Kemungkinan Tidak Cocok Untuk Varian Omicron'

Negara-negara yang paling baru mengonfirmasi kasus varian Omicron di antaranya Korea Selatan, Arab Saudi, dan Amerika Serikat.

Penyebaran varian Omicron yang cepat ini, tentunya menimbulkan rasa kekhwatiran pada masyarakat Indonesia dan dunia.

Meskipun tetap perlu meningkatkan kewaspadaan, Satuan Gugus Tugas (Satgas) Covid-19 meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik.

Baca Juga: Disebut Lebih Mengkhawatirkan, Ini Hal yang Harus Diketahui Tentang Omicron, Varian Baru Covid-19

Dalam siaran pers virtual di kanal YouTube Lawan Covid19 ID, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI, dr Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan, varian B.1.1.529 belum ditemukan meningkatkan keparahan pada orang yang terinfeksi.

Apalagi jika individu tersebut sebelumnya sudah mendapatkan vaksin Covid-19.

“Sampai saat ini, tidak ada bukti (varian Omicron) dalam peningkatan keparahan terutama pada individu yang telah divaksin,” kata Nadia, Rabu (1/12/2021).

Sebagai upaya mengurangi risiko paparan Covid-19, ia mengingatkan untuk tetap selalu melakukan protokol kesehatan meskipun sudah divaksin.

Baca Juga: Gejala Awal Infeksi Varian Omicron, Menurut Ahli Pertanda Dunia Dipenghujung Pandemi Covid-19?

Pada Jumat (26/11/2021) pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia telah memasukkan varian Omicron ke dalam daftar variant of concern atau varian yang mengkhawatirkan.

Itu terjadi karena banyaknya mutasi dari varian Omicron, sehingga WHO khwatarin ini dapat menimbulkan risiko yang sangat tinggi bagi kesehatan global.

Baca Juga: Varian Omicron Memiliki Keterkaitan dengan Infeksi HIV, Menyerang ODHA Belum Divaksin

WHO mengatakan, mutasi varian Omicron mungkin terkait dengan potensi lolosnya kekebalan dan penularan yang  lebih tinggi.

Melihat situasi ini, Ahli Epidemologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan, varian Omicron perlu diwaspadai karena dapat membebani fasilitas kesehatan, meskipun gejala yang ditimbulkan cukup ringan.

Dia mengatakan, bahwa varian Omicron dapat menyebar lima kali lebih cepat dibandingkan dengan virus corona SARS-CoV-2 dan empat kali lebih cepat daripada varian Delta yang mendominasi kasus Covid-19.

Baca Juga: Penularan Varian Omicron Ke Pasien Covid-19 Sembuh, Prof Wiku: 'Masyarakat Tetap Tenang'

“Data untuk kematian dan keparan masih terlalu awal. Tapi untuk transmisi atau penularan sudah lebih berbahaya. Bahkan potensinya bisa 500%,” kata Dicky Budiman.

Dilansir dari laman WHO, Kamis (2/12/2021), para peneliti di Afrika Selatan dan di seluruh dunia saat ini sedang melakukan penelitian untuk memahami lebih lanjut mengenai Covid-19 varian Omicron.

Jenis vaksin Covid-19 yang saat ini sudah ada, disebut tetap efektif mengurnagi tingkat keparahan infeksi dan risiko kematian. Seperti varian Covid-19 yang lain, varian Omicron juga masih bisa dideteksi dengan melakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR).