Ada baiknya kita melihat hasil penelitian yang dilakukan oleh The Journal of the American Medical Association (JAMA Network).
Ada laporan penelitian tentang dua vaksin mRNA, BNT162b2 (Pfizer-BioNTech) dan mRNA-1273 (Moderna), yang menerima Otorisasi Penggunaan Darurat (Emergency Use Authorization/EUA) dari dari Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat.
Meskipun kemanjuran tinggi dan beberapa efek samping yang ditemukan dalam uji klinis, hanya 56% individu di AS yang dilaporkan ingin menerima vaksin.
Salah satu alasan keraguan vaksin adalah potensi efek negatif pada kesuburan. Karena toksisitas reproduksi tidak dievaluasi dalam uji klinis dan SARS-CoV-2 telah dikaitkan dengan penurunan parameter sperma, para peneliti menilai parameter sperma sebelum dan sesudah pemberian vaksin mRNA.Studi prospektif pusat tunggal di University of Miami ini merekrut sukarelawan sehat berusia 18 hingga 50 tahun yang dijadwalkan untuk vaksinasi mRNA Covid-19 melalui selebaran yang dipasang di seluruh rumah sakit universitas dan email layanan daftar internal.
Dewan peninjau kelembagaan Universitas Miami menyetujui penelitian dan persetujuan tertulis diperoleh dari semua peserta.
Baca Juga: Demam Berdarah Krimea Kongo Bisa Jadi Pandemi Berikut, Ini Gejala dan Cara Pencegahannya
Baca Juga: Warna Kuku Jari Ternyata Bisa Menjadi Penanda Diabetes, Seperti Apa?Pria diperiksa untuk memastikan mereka tidak memiliki masalah kesuburan yang mendasarinya.