Find Us On Social Media :

Strain IHU Miliki 46 Mutasi, Walau Tahan Vaksin Bukan Berarti Lebih Berbahaya

Ilmuwan Prancis menemukan Covid-19 varian B.1.640.2.

GridHEALTH.id – Dunia saat ini masih berfokus terhadap penyebaran Covid-19 varian Omciron.

Namun varian baru dengan kode B.1.640.2 telah terdeteksi di Prancis dan disebut lebih tahan terhadap vaksin.

Melansir Daily Mail, Selasa (04/01/2022) strain yang diberi nama IHU ini mempunyai 46 mutasi, sehingga lebih menular daripada virus aslinya.

Saat ini, sudah ada 12 kasus positif yang terdeteksi di dekat Marseille. Kasus pertama diketahui merupakan orang yang baru melakukan perjalanan ke Afrika, Kamerun.

Baca Juga: Dokter Korupsi Dana Insentif Nakes Penanganan Covid-19, Kepala Puskesmas Serempak Kembalikan Uang ke Negara

Akan tetapi saat ini, varian Omicron masih menjadi kasus Covid-19 yang paling dominan di Prancis.

Diketahui strain B.1.640.2 ditemukan oleh akademisi IHU Mediterranee Infection, pada 10 Desember 2021.

“Kami memang memiliki beberapa kasus varian baru ini di wilayah geografis Marseille. Kami menamakannya varian IHU. Dua genom baru saja dikirimkan,” kata Profesor IHU Philippe Colson.

Varian B.1640.2 hingga saat ini belum ditemukan di negara lain. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), masih melabelinya sebagai varian yang sedang diselidiki (variant under investigation).

Lewat akun Twitternya, Pemimpin Teknis Covid-19 Maria Van Kerkhove menuliskan, “B.1.640 diklasifikasikan sebagai ‘Varian di Bawah Pemantauan’ oleh WHO pada November.”

Baca Juga: Kriteri dan Syarat Bisa Divaksin Booster Covid-19 Serta Harganya

 

Berdasarkan makalah yang dipublikasikan dir medRxiv, hasil pengujian menunjukkan jenis virus corona membawa mutasi E484K dan N501Y.

“Empat belas subtitusi asam amino, termasuk N501Y dan E484K, dan 9 delesi terletak di protein lonjakan. Pola genotipe ini menyebabkan terciptanya garis keturunan Trenggiling baru bernama B.1.640.2, yang merupakan kelompok saudara filogenetik dari garis keturunan B.1.640 lama yang berganti nama menjadi B.1.640.1,” bunyi makalah penelitian tersebut, dikutip dari Hindustantimes, Selasa (04/01/2022).

Baca Juga: Varian Omicron di Jakarta 162 Kasus, Wagub: 'Jangan Main-main Soal Karantina'

 

Mutasi E484K yang ditemukan dalam varian B.1.640.2, membuatnya resiten terhadap vaksin. Sedangkan mutasi N501Y pertama kali ditemukan di Covid-19 varian Alpha, yang dipercaya bisa menyebabkannya menyebar lebih cepat.

Para ilmuwan menganggap strain ini merupakan hasil evolusi dari virus yang lebih tua dan merupakan kerabat jauh varian Omicron.

Baca Juga: 3 Kasus Transmisi Lokal Varian Omicron di Indonesia, dr Nadia Minta Masyarakat Jangan Egois

 

Epidemiolog Eric Feigl-Ding mengatakan bahwa Covid-19 varian baru terus muncul, tapi itu bukan berarti akan lebih berbahaya.

“Yang membuat sebuah varian lebih terkenal dan berbahaya adalah kemampuannya untuk berkembang biak karena jumlah mutasi yang dimilikinya terkait dengan virus aslinya,” tulisnya di Twitter.

Dunia saat ini berfokus menghadapi Covid-19 varian Omicron yang sudah menyebar ke lebih dari 100 negara di dunia.(*)