Find Us On Social Media :

Studi Baru Mengungkap, Alasan Kenapa Seseorang Bisa Tidak Terinfeksi Padahal Dekat Orang Positif Covid-19

Penularan Covid-19 tidak dapat diprediksi.

GridHEALTH.id - Penularan virus corona (Covid-19) diketahui sulit diprediksi.

Siapa saja bisa tertular penyakit yang menyerang saluran pernapasan tersebut.

Dikutip dari who.int (9/7/2020), Covid-19 dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan tetesan pernapasan dari orang yang terinfeksi, baik yang dihasilkan melalui batuk maupun bersin.

Seseorang juga dapat terinfeksi dari dan menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus dan kemudian menyentuh wajah mereka misalnya mata, hidung, mulut.

Namun tak sedikit juga kejadian seseorang tidak tertular virus corona meski mereka berada dekat dengan orang yang positif Covid-19.

Bahkan banyak dari kita yang mungkin tidak terinfeksi virus Corona meski tinggal bersama orang yang telah dites positif Covid-19.

Lantas kenapa seseorang bisa tidak tertular meski dekat dengan orang positif Covid-19?

Menurut sebuah studi baru, jawabannya mungkin terletak pada orang yang terpapar virus Corona lain di masa lalu yang memungkinkan mereka membuat sel kekebalan memori, yang disebut sel T, yang menawarkan perlindungan terhadap virus corona SARS-Cov-2.

Istilah Coronavirus adalah istilah yang luas yang mencakup sejumlah virus selain yang menyebabkan Covid-19.

Baca Juga: 10 Varian Corona Bermunculan Sejak 2020, Berikut Ragam Gejalanya

Dikutip Tribunnews dari Aljazeera (26/1/2022), banyak flu biasa yang kita lihat disebabkan oleh virus yang termasuk dalam keluarga coronavirus.

Studi ini menunjukkan bahwa memori sel T yang dibuat oleh paparan virus ini bisa menjadi alasan mengapa beberapa orang dites negatif untuk Covid-19 meskipun tinggal dengan seseorang yang dites positif.

Adapun studi ini mengikuti 52 kontak rumah tangga Covid-19.

Tujuannya adalah untuk menangkap titik paling awal di mana orang-orang ini mengembangkan respons imun terhadap virus SARS-Cov-2.

Darah diuji untuk sel-sel kekebalan antara hari pertama dan hari keenam ketika ada satu orang yang dites positif dalam satu rumah.

Mereka menemukan tingkat memori sel T yang lebih tinggi dalam sampel mereka yang dites negatif pada tes PCR untuk Covid-19 daripada mereka yang dites positif.

Para penulis percaya tingkat dan kecepatan di mana sel T memori menjadi aktif setelah terpapar Covid-19 di rumah mereka menunjukkan bahwa sel-sel kekebalan ini sudah ada sebelumnya dari infeksi virus Corona sebelumnya, dan bukan dari paparan SARS-Cov saat ini.

Inilah sebabnya mengapa kelompok orang ini tidak dinyatakan positif pada tes PCR.

Mereka percaya sel T yang sudah ada sebelumnya ini memicu respons imun yang dengan cepat menangani virus SAR-CoV-2 sebelum dapat menginfeksi individu dan menunjukkan tes PCR positif.

Baca Juga: Ketik Keyword Ini di GMap Langsung Diarahkan ke Tempat Vaksinasi Covid-19 Booster Terdekat

Mereka juga menemukan sel T ini dalam kelompok yang dites positif tetapi kadarnya tidak setinggi itu.

Sel T yang mereka ukur tidak hanya menargetkan bagian protein lonjakan virus tetapi juga nukleokapsid, bagian inti virus yang menyimpan materi genetiknya.

Mereka menyimpulkan bahwa vaksin masa depan terhadap virus SARS-CoV-2 mungkin perlu menginduksi respons imun yang lebih luas daripada banyak vaksin saat ini, yang menciptakan antibodi hanya untuk bagian protein lonjakan virus.

Oleh karena itu mereka lebih mungkin untuk tetap efektif bahkan jika varian baru muncul dengan mutasi baru.

Akibatnya, generasi berikutnya dari vaksin Covid-19 dapat menargetkan protein inti virus Corona serta protein lonjakan luar.(*)

Baca Juga: Setelah Vaksin Covid-19, Wajib Vaksin HPV Bagi Perempuan, Anak Diberi Vaksin PCV dan Rotavirus