Pasalnya, nyamuk pembawa penyakit DBD lebih cepat berkembang biak dengan banyaknya genangan air.
"Untuk Desember kasusnya ada 695, angkanya naik dari November sekitar 475 kasus. Tetapi kalau dibandingkan tahun lalu, masih sama sekitar itu," ucap Ahyani dihubungi, Rabu (26/1).
Ahyani mengatakan, melansir JPNN (26/1/2022), pihaknya sudah melakukan upaya pencegahan dalam meminimalisir penyebaran nyamuk Aedes Aegypti.
Salah satunya adalah dengan fogging di beberapa daerah yang masyarakatnya ada terjangkit penyakit tersebut.
Selain itu, pihaknya pun memiliki kader jumantik (juru pemantau jentik) di sejumlah kawasan.Mereka nantinya akan memberikan sosialisasi kepada warga untuk lebih siaga mengantisipasi penyebaran nyamuk selama musim hujan.
"Informasi diberikan agar masyarakat secara serentak bisa melakukan pembersihan supaya rumah mereka tidak kotor dan tidak ada genangan. air. Kalau ada penampungan air bisa diberi abate dan itu bisa minta ke Puskesmas," jelasnya.
Lebih lanjut, Ahyani mengajak masyarakat untuk melakukan pengecekan secara berkala agar tidak ada air yang menggenang baik itu di dalam atau sekitar rumah.
Pasalnya, nyamuk berkembang biak di banyak tempat dan jentiknya hidup menjadi nyamuk hanya dalam hitungan hari.
Baca Juga: Varian Omicron Ini Dianggap Versi Siluman, Sudah Muncul di 40 Negara
"Siklusnya ini tujuh hari sampai 11 hari jentik nyamuk itu bisa tumbuh menjadi dewasa. Makanya harus sering bersih-bersih," pesannya.(*)