Find Us On Social Media :

Penyebab Aneka Varian Baru Covid-19 Bermunculan Selama Pandemi

Penyebab kemunculan varian baru Covid-19.

GridHEALTH.idCovid-19 sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan yang mengkhawatirkan masyarakat dunia.

Sejak terdeteksi pertama kali di Wuhan, China, pada Desember 2019, virus SARS-CoV-2 terus bermutasi dan menghasilkan varian baru.

Seperti yang diketahui, saat ini terdapat lima varian Covid-19 di antaranya Alpha, Beta, Gamma, Delta, dan yang terbaru adalah Omicron.

Bagaimana awal bermunculan varian Covid-19 seperti yang terjadi saat ini?

Baca Juga: Kemenkes Sebutkan, 80 Balita Meninggal Akibat Covid-19 Sejak Omicron Datang

Melansir Johns Hopkins Medicine, Rabu (23/02/2022), munculnya varian virus secara umumnya terjadi saat ada perubahan pada gen virus itu sendiri.

Stuart Ray, M.D., selaku wakil kedokteran untuk integritas dan analitik data di Raj and Kamla Gupta mengatakan, itu merupakan sifat virus RNA, seperti virus corona untuk berevolusi dan berubah secara bertahap.

“Pemisahan geografis cenderung menghasilkan varian yang berbeda secara genetik,” ujarnya.

Tapi ketahuilah, mutasi yang terjadi pada virus bukan merupakan hal yang baru dan tidak terduga.

Baca Juga: Asal Muasal Infeksi Virus Corona Penyebab Covid-19 Sejak 1965, Serta Penyebarannya

“Semua virus RNA bermutasi dari waktu ke waktu, beberapa lebih dari yang lain. Misalnya, virus flu sering berubah, itulah sebabnya dokter menyarankan Anda mendapatkan vaksin flu baru setiap tahun,” jelas Robert Bollinger, M.D., M.P.H, profesor  penyakit menular dari Raj and Kamla Gupta.

Sedangkan varian Covid-19 yang cukup banyak saat ini, menurut Ray dan Bollinger berbeda dibandingkan dengan virus corona yang pertama terdeteksi di China.

“Ada bukti bahwa beberapa perubahan genetik pada SARS-CoV-2 dapat menghasilkan varian yang lebih menular,” Robert Bollinger.

Dia mencatat bahwa beberapa mutasi mempengaruhi protein spike virus corona, yang menutupi lapisan luar SARS-CoV-2 dan memberi virus penampilan yang lebih khas.

Protein spike ini membantu virus menempel pada sel manusia yang terdapat di hidung, paru-paru, dan area tubuh lainnya.

“Para peneliti memiliki bukti awal bahwa beberapa varian baru tampaknya mengikat lebih erat ke sel kita.

Ini tampaknya membuat beberapa galur baru ini ‘lebih lengket’ karena perubahan protein lonjakan dan karenanya lebih mudah ditularkan,” ungkap Robert Bollinger.

Baca Juga: Puncak Covid-19 di Indonesia Semakin Dekat, Kemenkes Peringatkan Ini

Nah, penjelasan yang diberikan oleh Robert Bollinger sesuai dengan sifat varian Omicron yang saat ini sedang merajalela di mana-mana.

Apakah ada kemungkinan muncul varian baru? Ray mengatakan hal tersebut mungkin, selagi virus corona menyebar melalui populasi.

Dia bahkan mengatakan kalau varian baru dari virus SARS-CoV-2 sebenarnya terdeteksi setiap minggu. Hanya saja tidak semua varian tersebut bertahan untuk waktu yang lama dan menyebar di masyarakat.

“Ketika perubahan pola infeksi pertama kali muncul, akan sangat sulit untuk mengetahui apa yang mendorong tren tersebut, perubahan pada virus atau perubahan pada perilaku manusia. Sangat mengkhawatirkan bahwa perubahan serupa pada protein lonjakan muncul secara independent di banyak benua,” pungkasnya.(*)

Baca Juga: Ilmuwan Cina Peringatkan Ancaman Baru yang Mematikan, NeoCov