Find Us On Social Media :

6 Jenis-jenis Sakit Kepala yang Paling Sering Terjadi dan Penyebabnya

Sakit kepala bisa terjadi karena hal sederhana seperti mengonsumsi minuman berkafein.

GridHEALTH.idSakit kepala merupakan salah satu gangguan kesehatan yang cukup sering dialami oleh banyak orang.

Intensitas sakit kepala yang dirasakan cukup beragam, mulai dari ringan yang bisa diatasi dengan obat warung hingga berat dan perlu dapat perhatian khusus.

Dilansir dari Harvard Health Publishing, dokter tidak sepenuhnya memahami apa yang menyebabkan sakit kepala.

Mereka tahu kalau jaringan otak dan tengkorak tidak pernah bertanggung jawab karena mereka tidak mempunyai saraf yang mencatat rasa sakit.

Namun, pembuluh darah di kepala dan leher bisa menandakan rasa sakit, seperti halnya jaringan yang mengelilingi otak dan beberapa saraf utama yang berasal dari sana.

International Classification of Headaches Disorder, membagi sakit kepala dalam beberapa jenis, yang dikelompokkan dalam dua kategori, yakni primer dan sekunder.

Sakit kepala primer bukan gejala dari penyakit apapun. Sedangkan sekunder, mempunyai kondisi tertentu yang mendasarinya.

Dilansir dari Medical News Today, berikut ini beberapa jenis sakit kepala yang paling sering terjadi.

1. Migrain

 Baca Juga: Cara Efektif Cegah Sakit Kepala Saat Menjalankan Ibadah Puasa, Tips Dari Ahli

Sakit kepala migrain sering terjadi di salah satu sisi kepala atau bagian depan. Saat ini terjadi, seseorang jadi lebih peka terhadap cahaya, suara, dan bau. Bahkan hingga mengalami mual dan muntah.

Pemicu terjadinya migrain, yakni stres dan gangguan cemas, kurang tidur, perubahan hormon, melewatkan sarapan, dehidrasi, efek samping makanan atau obat, serta cahaya yang terlalu terang dan suara yang kencang.

2. Sakit kepala sinus

Jenis sakit kepala ini terjadi akibat sinusitis, peradangan pada sinus yang disebabkan oleh infeksi atau alergi. Gejala yang timbul berupa nyeri tumpul dan berdenyut di sekitar mata, pipi, dan dahi.

Rasa sakitnya bisa memburuk, saat bergerak atau mengejan dan kadang-kadang dapat menyebar ke gigi maupun rahang.

Gejala yang lain di antaranya nyeri di wajah, berkurangnya indera penciuman, hidung tersumbat, demam, kelelahan, nyeri di telinga, batuk, dan lainnya.

Sakit kepala sinus sangat jarang. Jika tidak disertai dengan gejala di saluran pernapasan, ini mungkin saja hanya sekadar migrain.

3. Sakit kepala karena kafein

Jumlah kafein yang terlalu banyak, lebih dari 400 miligram atau sekitar 4 gelas kopi per hari, dapat menyebabkan sakit kepala.

Baca Juga: Cara Cepat Bisa Tidur Lelap, Hilangkan Sakit Kepala dan Insomnia

Orang yang minum lebih dair 200mg kafein per hari selama 2 minggu, akan merasakan sakit kepala yang mirip dengan migrain.

Sakut kepala ini biasanya terjadi 12-24 jam setelah tiba-tiba berhenti mengonsumsi minuman berkafein dan bertahan selama dua sampai Sembilan hari.

4. Sakit kepala cedera

Cedera yang terjadi di kepala, membuat seseorang mengalami sakit kepala. Obat-obatan pereda nyeri yang dijual bebas, bisa mengatasi masalah ini.

Namun, jika kondisinya semakin parah, maka harus segera periksa ke dokter. Terutama jika tidak sadar, kejang, muntah, sulit mengingat, bingung, atau mengalami masalah pada pendengaran dan penglihatan.

5. Sakit kepala menstruasi

Perubahan hormon yang terjadi selama menstruasi, ternyata juga bisa menyebabkan sakit kepala. Kondisi ini, biasanya hanya akan terjadi selama 2 atau 3 hari setelah haid atau masa ovulasi.

6. Sakit kepala akibat obat

Sakit kepala karena pemakaian obat-obatan, jenis sakit kepala sekunder yang paling sering terjadi. Gejalanya mirip seperti migrain.

Sakit kepala ini bisa diatasi dengan pereda nyeri, tapi bisa kembali dirasakan beberapa waktu setelahnya.

Dokter bisa mendiagnosis kondisi ini, jika sakit kepala berlangsung selama 15 hari, meskipun sudah minum obat.

Jenis obat yang bisa menyebabkan sakit kepala yakni opioid, parasetamol, triptan (sumatriptan), dan NSAID (aspirin dan ibuprofen).

Baca Juga: Sakit Kepala? Coba Pijat Titik-titik Berikut Ini Untuk Meredakannya