Find Us On Social Media :

Aturan Bagi Ibu Menyusui yang Ingin Menjalankan Ibadah Puasa

Status gizi ibu baik dan bayi lebih dari 6 bulan, ibu boleh berpuasa.

GridHEALTH.id - Masuk di bulan Ramadan, umat Islam yang sehat secara fisik dan mental wajib menjalankan ibadah puasa selama satu bulan.

Akan tetapi, ternyata ada kelompok yang memenuhi syarat sehat fisik dan mental, namun mereka dibebaskan dari kewajiban berpuasa.

Mereka adalah kelompok ibu menyusui yang kondisi kesehatan diri juga anaknya bisa terganggu ketika sang ibu tetap menjalani ibadah puasa.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah Cholil Nafis menegaskan, ibu menyusui yang mampu menjalani puasa tanpa khawatir akan kondisi diri dan anaknya maka diwajibkan untuk berpuasa.

Namun, jika ia khawatir akan dirinya atau kondisi anaknya maka diperbolehkan untuk tidak berpuasa. "

Bagi yang aman untuk anak dan ibunya, maka tetap wajib berpuasa," kata Cholil, dikutip dari  Kompas.com, Jumat (1/4/2022).

Kekhawatiran yang dimaksud misalkan akan berdampak pada sisi kesehatan. Misalnya, anak dalam kondisi sakit dan membutuhkan lebih banyak Air Susu Ibu (ASI).

Namun, jika berpuasa pasokan ASI mungkin akan berkurang. Yang demikian tidak diwajibkan untuk berpuasa pada bulan Ramadhan.

Namun, ibu menyusui tersebut, imbuhnya harus membayar puasa yang ditinggalkannya selama Ramadan.

Baca Juga: Ini 5 Pertanyaan Umum Pola Makan Seputar Diet Pada Ibu Menyusui

Baca Juga: Makan Sahur Setelah Imsak Membatalkan Puasa? Ini Pendapat MUI

Dari segi kesehatan ibu dan bayi, dr. Melisa Lilisari, SpA, Mkes., Spesialis Anak Bamed Clinic menjelaskan, “Ibu menyusui tetap bisa berpuasa dengan catatan makanan yang dikonsumsi saat sahur dan berbuka harus memenuhi kecukupan nutrisi dan juga kebutuhan cairan agar ibu tidak mengalami dehidrasi," katanya pada Virtual Media Briefing 'Siap hadapi Ramadhan untuk keluarga Indonesia Amankah puasa bagi ibu hamil dan menyusui?' di Jakarta yang diadakan klinik Bamed (31/03/2022).

"Bagi ibu menyusui yang bayinya berusia di bawah 6 bulan, keputusan untuk berpuasa di bulan Ramadan sebaiknya dilakukan dengan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Mengingat pada usia tersebut bayi hanya mengkonsumsi ASI, berbeda dengan bayi yang lebih besar yang sudah mendapatkan MPASI," imbuh dr Melisa.

Tentang produksi ASI selama puasa, dr Melisa mengemukakan, “Produksi ASI tidak akan terganggu saat ibu menyusui berpuasa selama bayinya tetap menyusui, karena adanya rangsangan dari bayi melalui proses menghisap payudara saat menyusui dan tubuh ibu juga akan menyesuaikan saat berpuasa."

Asal tahu saja, tubuh memiliki proses adaptasi dengan mengambil sumber cadangan lemak tubuh.

Baca Juga: Hasil Studi, Optimisme Dapat Mengurangi Tingkat Keparahan Stroke

Baca Juga: Campuran Lada, Kemangi dan Kunyit Ternyata Ampuh Mengusir Sakit Gigi

Kandungan nutrisi mikronutrien pada ASI (kalium, magnesium, seng) bisa saja mengalami sedikit perubahan, namun tidak dengan nutrisi makronutrien (karbohidrat, protein, lemak).

Namun hal ini tidak terlalu signifikan, bisa teratasi saat ibu sudah dapat makan kembali (saat berbuka dan sahur).

“Selama bayi tetap disusui sesuai keinginannya, bayi tetap mendapatkan nutrisi yang cukupsebagaimana biasanya. Ibu menyusui dapat melanjutkan berpuasa bila bayi tidak lemas/tetap terlihat aktif seperti biasa, tidak ada keluhan buang air kecil menjadi jarang dan berwarna kepekatan.

Keluhan yang berkaitan dengan kemungkinan dehidrasi seperti pusing, bibir kering, lemas, pandangan berkunang-kunang, buang air kecil jarang dan berwarna kepekatan, harus diwaspadai.

Bila hal ini terjadi, ibu menyusui dapat segera mengkonsumsi cairan dan elektrolit kembali,” dr Melisa mengingatkan. (*)

Baca Juga: Jangan Musuhi Kolesterol, Karena Ini Manfaatnya Untuk Kesehatan

Baca Juga: Kerusakan Saraf, Salah Satu Komplikasi Diabetes Paling Dikhawatirkan