GridHEALTH.id - Tentu sangat penting bagi orangtua untuk mencukupi asupan vitamin C pada anaknya, termasuk selama puasa.
Diketahui vitami C merupakan salah satu antioksidan utama yang dapat mencegah dan memperbaiki kerusakan DNA.
Vitamin C dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh.
Mereka berperan dalam proses pembentukan kolagen yang berfungsi membentuk jaringan kulit sebagai pertahanan awal tubuh terhadap kuman.
Vitamin C juga menstimulasi pembentukan sel - sel imun tubuh guna melindungi tubuh dari infeksi kuman penyebab penyakit seperti virus, bakteri, parasit, dan jamur.
Selain itu, Vitamin C dapat membantu proses penyembuhan luka dan menjaga kesehatan tulang.
Serta juga meningkatkan penyerapan zat besi guna mencegah terjadinya anemia pada anak.
Itulah kenapa orangtua perlu membantu mencukupi asupan vitamin C yang dibutuhkan si Kecil.
Lantas bagaimana tips mencukupi kebutuhan asupan vitamin C pada anak selama puasa?
Baca Juga: 1 dari 7 Penyebab Payudara Kendur pada Perempuan, Kurang Vitamin C
Menurut dokter spesialis anak, dr. Kanya Ayu Paramastri, SpA, dalam mencukupi kebutuhan tersebut penting bagi orangtua mengetahui kapan waktu yang tepat minum vitamin C secara umum.
Hal itu disampaikan langsung saat menjadi pembicara di acara virtual Redoxon Kids Media Launch, Senin (4/4/2022), yang dihadiri GridHEALTH.id.
Menurut Kanya, asupan vitamin C bisa membuat lambung terasa tidak nyaman karena sifatnya yang asam.
"Karena bersifat asam, vitamin C risikonya bisa ke lambung dan membuat rasa tidak nyaman," ujarnya.
Karenanya selama pemberian vitami C sebaiknya dilakukan setelah makan.
Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Ini 5 Khasiat Luar Biasa Jeruk Nipis Untuk Kesehatan
"Hal ini termasuk selama puasa, baiknya diberikan setelah makan berbuka atau makan sahur," ujarnya.
Kanya menghimbau para orangtua untuk menghindari mengonsumsi vitamin C saat perut kosong.
"Jadi sudah diisi makanan dulu baru minum vitamin C," tegasnya.
Sebagai catatan, kebutuhan vitamin C setiap anak-anak bisa berbeda-beda.
Namun kebutuhan vitamin C untuk anak umumnya adalah 25-50 mg per hari dan untuk anak remaja adalah 65-90 mg per hari.(*)
Baca Juga: Makan Sahur Seadanya yang Menjadi Sejarah Indonesia Merdeka, Catatan Mohammad Hatta