Lalu Perkins membanggakan 5.000 kasus yang telah berhasil disembuhkan oleh tongkatnya. Bahkan, metoda penyembuhan tersebut disertifikasi oleh delapan profesor, empat puluh dokter, dan tiga puluh pendeta.
Bahkan presiden Washington pun tergiur untuk membelinya.
Putra Perkins, Benjamin Perkins, mengatakan bahwa "Presiden Amerika Serikat, yakin akan khasiat tongkat tersebut dan menggunakan nya di keluarganya sendiri, dengan membeli satu set tongkat.
Pada saat itu, Perkins memiliki banyak pendukung berpengaruh dan penjualan tongkat nya masih tetap berlanjut.
Putra Perkins meninggal pada tahun 1810. Setelah itu popularitas tongkat Perkins mulai menghilang.
Baca Juga: Seringkali Dianggap Biasa, Padahal 4 Perubahan Tubuh Ini Membahayakan Kesehatan
Namun sebeneranya, setelah kematian Perkins, dokter Inggris mulai meragukan kehebatan tongkatnya.
Pada 1799, Dr. John Haygarth melakukan uji coba. Ia merawat lima pasien rematik dengan tongkat kayu yang dibuat menyerupai logam. Empat dari mereka melaporkan bahwa rasa sakitnya berkurang.
Keesokan harinya pasien dirawat dengan tongkat logam dengan hasil yang sama. Dr. Haygarth melaporkan temuannya dalam publikasi berjudul “On the Imagination as a Cause & as a Cure of the Disorders of the Body”.
Tapi upaya menggunakan tongkat tersebut untuk menyembuhkan hewan terbukti sia-sia, mungkin karena efek plasebo tak dikenal di dunia hewan.
Dari kisah nyata di atas kita pun bisa paham jika ‘batu Ponari’ pun pernah berhasil menyembuhkan berbagai penyakit pada ratusan orang.
Padahal Ponari bukan dokter. Bayangkan apa jadinya jika Ponari seorang dokter dan batunya itu alat canggih digital.
Di akhir tulisannya, dr. Bambang Budiono mengatakan, dunia kedokteran tak memberi tempat untuk testimoni karena tak bisa diuji.
Sekalipun diucapkan oleh seorang Menteri atau bahkan presiden sekalipun, testimoni tak akan pernah memiliki nilai setara bukti klinis.(*)
Baca Juga: Masih Membakar Sampah di Halaman Rumah? Ini Risiko Kesehatan yang Bakal Terjadi