GridHEALTH.id - Di bulan Ramadan, jutaan Muslim di seluruh dunia berpuasa di siang hari, selama 30 hari.
Banyak dari mereka yang menjalankan puasa di bulan suci ini dengan kondisi medis yang mungkin terpengaruh oleh periode puasa, jadi selalu penting untuk berdiskusi dengan dokter untuk memastikan bahwa kita dapat menjalankan Ramadan sepenuhnya, tanpa mempengaruhi kesehatan kita.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu kondisi medis yang paling umum terlihat pada orang dewasa, di seluruh dunia.
Untuk itu perlu hati-hati menjalankan puasa, termasuk cermat memilih makanan untuk sahur dan berbuka.
Hal ini penting karena setelah periode sekitar 8 jam tanpa makanan, tubuh mulai mengambil energi dari simpanan glukosa dan lemaknya sendiri.
Ini pertama-tama beralih ke hati untuk cadangan glukosa, dan memasuki keadaan yang disebut 'glukoneogenesis'. Ketika ini habis, tubuh kemudian membuat glukosa sendiri menggunakan simpanan lemak.
Banyak yang percaya bahwa ada manfaat kesehatan yang terkait dengan puasa. Sementara sebagian besar hanya terlihat dengan puasa lebih dari 24 jam, puasa yang lebih pendek dapat membantu menurunkan berat badan dan menurunkan kolesterol.
Tetapi jika hidup dengan kondisi metabolisme seperti diabetes atau hipertensi, tindakan pencegahan ekstra harus dilakukan.
Mengelola hipertensi saat berpuasa bisa jadi menantang. Dengan perubahan kebiasaan makan dan tidur, tingkat tekanan darah dapat berfluktuasi secara dramatis.
Baca Juga: Kenali Gejala Hipertensi Paru Pada Anak dan Cara Penanganannya
Baca Juga: 5 Trik Simpel Untuk Mengatasi Asam Lambung yang Sering Kumat
Bicaralah dengan dokter terlebih dahulu, karena dengan manajemen gaya hidup yang efektif dan obat apa pun yang mungkin perlu dikonsumsi, puasa dapat dilakukan dengan aman dan gejala hipertensi dapat dikelola.