GridHEALTH.id - Puasa Ramadan sangat bermanfaat bagi kesehatan, selain mengendalikan kadar gula darah, juga bisa menurunkan tekanan darah, mengurangi dislipidemia, juga bisa meningkatkan daya tahan tubuh.
Meski tak disangkal kalau tubuh butuh waktu untuk adaptasi. Bahkan dalam beberapa hal, tubuh bisa kaget.
Terutama bagi mereka yang terbiasa mengonsumsi gula dalam jumlah tinggi. Namun, seringkali kagetnya hanya pada hari-hari pertama, tubuh akan segera beradaptasi, sehingga selanjutnya, metabolisme tubuh pun jadi minimal mengikuti kondisi puasa tersebut.
Tubuh yang kaget dan proses adaptasi tubuh ke 'mode' puasa ini bisa jadi membuat orang mengalami beberapa keluhan.
Yang sering terjadi adalah munculnya tension headache atau nyeri kepala. Penyebabnya memang multifaktorial, atau banyak hal," kata dia.
Selain itu, mungkin ada beberapa keluhan seperti perut perih akibat asam lambung meningkat. Hal ini bisa jadi karena perubahan pola makan yang drastis.
Tetapi jangan khawatir, manfaat puasa jauh lebih banyak dari keluhan yang muncul, yang sebenarnya adalah karena proses adaptasi.
Tubuh bakal memasuki mode puasa ketika usus selesai menyerap nutrisi dari makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Dalam kondisi normal, glukosa adalah sumber energi utama tubuh. Sumber energi ini disimpan di organ hati dan otot. Ketika puasa dan cadangan glukosa habis, tubuh bakal memanfaatkan lemak sebagai sumber energi cadangan.
Baca Juga: Berbuka Masih Lama, Begini Cara Jitu Menahan Lapar di Bulan Puasa
Baca Juga: Kematian RA Kartini Masih Misteri, Hingga Kuat Dugaan Alami Preeklamsia
Proses transisi atau perubahan penggunaan energi (metabolisme) glukosa menjadi lemak selama puasa terjadi secara lembut atau tidak serampangan.