"Yaitu partikel lippoprotein berat jenis tinggi yang justru melindungi jantung dan pembuluh darah," tutur Tan.
Dari berbagai literatur kesehatan , penting untuk menjaga LDL dalam kondisi rendah, di mana idealnya di bawah 100.
Sementara kadar HDL idealnya 50 miligram per desiliter darah atau lebih tinggi, dengan kisaran normal adalah 40 hingga 59 miligram per desiliter.
Jika kadar HDL turun di bawah 40 miligram per desiliter, maka risiko penyakit jantung meningkat.
Yang menjadi masalah, kata Tan, adalah ketika santan dihangatkan berulang dan dimakan keseringan. Saat santan dihangatkan berulang, lemak jenuh teroksidasi menjadi radikal bebas.
"Ini yang bahaya buat tubuh manusia," ia mengingatkan. Makanya kita tidak boleh terlalu sering mengonsumsi makanan bersantan yang dihangatkan.
"Kita punya panduan makanan bergizi seimbang yang mengandung makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, dan buah-buahan, itu saja kita ikuti. "
Contoh saat lebaran, makanan pokoknya ketupat, lauknya opor ayam, sayur pecel solo, buahnya pisang," ujar dia.
Baca Juga: Jangan Sampai Terlewatkan, Ini 3 Manfaat Sahur bagi Yang Berpuasa
Baca Juga: Bau Mulut Bukan Masalah di Bulan Puasa, Justru Halitosis yang Harus Diatasi
Menurut Tan, yang mengkhawatirkan sebenarnya ada pada cemilan. Cemilan penuh lemak yang tidak sehat, termasuk lemak trans fat dari margarin, tepung rafinasi, gula dan lain-lain.
"Ini sebenarnya yang perlu diwaspadai saat kumpul-kumpul di hari raya. Tanpa sadar kita mengambil terus, padahal rata-rata camilan atau kue itu bergula atau bergaram banyak," jelas Tan.