Baik hipertensi kronis maupun hipertensi gestasional dapat menyebabkan preeklampsia setelah usia kehamilan 20 minggu.
Baca Juga: Terlihat Cantik, Kuku Panjang Bisa Jadi Sarang Bakteri dan Jamur
Selain tekanan darah yang tinggi, gejalanya adalah terdapat protein dalam urine.Preeklamsia dapat menimbulkan komplikasi, baik pada ibu maupun janin.
Pada Ibu komplikasinya dari preeklamsia berat, eklamsia (kejang/koma), sindrom HELLP, edema paru (paru berisi banyak cairan), gagal ginjal, gagal jantung, hingga stroke.
Sementara komplikasi pada janin, misalnya, bayi lahir prematur, pertumbuhan janin terhambat, dan kematian janin dalam rahim.
Kabar baiknya, hipertensi selama kehamilan akan aman bila segera diketahui dan mendapat penanganan.
Itulah pentingnya mengecek tekanan darah saat hamil.Daging Kambing Tidak Sebabkan Darah TinggiPrihal penyebab darah tinggi, dokter Spesialis Gizi Klinik, dr Johanes Chandrawinata, SpGK, mengatakan, datangnya penyakit darah tinggi saat mengonsumsi daging kambing hanyalah mitos.
Bahkan, kata dia, makan satu kilogram daging kambing pun tak akan mendatangkan darah tinggi.
Baca Juga: 7 Gejala Penyakit Ginjal Perlu Diwaspadai Sering Kencing Hingga Lesu
"Kambing cukup sehat asal dagingnya saja, bukan dibarengi dengan jeroan, babat, otak, dan usus,” kata Johanes seperti dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com.Johanes menuturkan, daging kambing memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan daging sapi, karena kandungan lemak dan kolesterolnya yang lebih rendah.Dalam takaran 100 gram, lemak daging kambing hanya 3,03 gram, sedangkan daging sapi 7,72 gram.Kolesterol daging kambing juga sedikit lebih rendah, yakni 75 miligram, dan kolesterol sapi 80 miligram.Selain itu, untuk zat besi, daging kambing juga lebih banyak, bisa sampai 3,73 gram. Sedangkan daging sapi hanya 2,24 miligram.Kemudian, seng (zinc) pada daging kambing sebesar 5,27 miligram dan sapi 4,61 miligram.Akan tetapi, cara masak yang tepat juga perlu diketahui agar mendapatkan manfaat nutrisi sepenuhnya.Bagi pencinta sate kambing, Johanes menyarankan agar tidak memanggangnya hingga gosong.
Saat proses pemanggangan, protein pada daging kambing yang terkena panas tinggi bisa berubah menjadi zat karsinogen.
Baca Juga: Healthy Move, Tanpa Lompat-lompat, Ini Cara Memotivasi Orang Obesitas Agar Mau Olahraga Teratur
“Kalau makan di-grill itu cukup seminggu sekali. Jangan tiap hari (bisa) bikin kanker,” ujar Johanes.Sementara, jika kita tak suka daging yang dipanggang, masak dengan kuah juga dapat menjadi pilihan.
Dalam proses ini, lebih baik hindari penggunaan santan yang berlebihan.
Penambahan sayur juga dapat menambahkan kandungan vitamin pada hidangan kambing.(*)
Baca Juga: Eks Jubir Covid Dokter Achmad Yurianto Harus Dirawat Karena Kanker Usus Besar, Waspadai Gejalanya