Komisi kesehatan setempat mengatakan, studi awal saat ini menunjukkan varian tersebut tidak punya kemampuan untuk menginfeksi manusia secara besar dan risiko epidemi pun rendah.
Meskipun rendah, tapi infeksi pada manusia seperti anak tersebut, berpotensi membuat virus lebih mudah menyebar kepada mamalia, kata Erik Karlsson, wakil kepala unit virologi di Institut Pasteur Kamboja.
"Kita perlu memerhatikan semua kejadian limpahan," ujarnya.
Sementara itu, Peter Horby seorang profesor penyakit menular baru dan kesehatan global, Universitas Oxford mengatakan bahwa satu kasus penularan tidak perlu dikhawatirkan berlebih.
Dilansir dari The Guardian, Prof Paul Digard dari Roslin Institute, University of Edinburgh mengatakan, "Tidak ada alasan untuk memikirkan itu akan (berkembang) lebih jauh."
Ia juga menyebutkan, pihak berwenang China belum melaporkan penyakit apa pun pada kontak langsung anak laki-laki yang terinfeksi tersebut.
Apa itu flu burung?
Baca Juga: Banyak Macamnya, Kenali 6 Jenis Flu dan Gejala yang Sering Muncul
Melansir CDC, avian influenza atau flu burung mengacu pada penyakit yahg disebabkan oleh infeksi virus flu burung gunung (tipe A).
Penyebarannya secara luas terjadi di antara burung air laut dan menginfeksi unggas domestik, serta spesies burung lainnya.
Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Vaksin Influenza Kita Perlukan Setiap Tahun