Find Us On Social Media :

4 Pemeriksaan Pra Nikah dan 6 Pemeriksaan Pra Hamil, Baiknya Dilakukan

Pentingnya setiap pasangan melakukan skrining pra nikah, dan pra hamil.

GridHEALTH.id - Skrining pra nikah dan pra hamil merupakan prosedur tes yang baiknya tidak dilewatkan begitu saja oleh setiap pasangan.

Sebab kedua prosedur tes tersebut dapat megurangi risiko terjadinya permasalahan kesehatan pada diri sendiri, pasangan, maupun keturunan ke depannya.

Diketahui skrining pra nikah atau pre marital screening ini bertujuan untuk mencegah risiko-risiko kesehatan yang mungkin bisa dialami oleh calon pengantin, terutama perihal penularan penyakit.

Di Indonesia sendiri, saat ini skrining pra nikah sudah menjadi persyaratan wajib bagi pasangan yang akan menikah.

Hal ini dikarenakan tidak semua orang mempunyai riwayat kesehatan yang baik.

Seseorang yang tampak sehat dapat dimungkinkan memiliki sifat pembawa (carrier) penyakit.

Dengan skrinig pra nikah, diharapkan penyakit tersebut dapat terdeteksi dan segera diatasi sehingga tidak menurun pada keturunannya di kemudian hari.

Alhasil hidup sehat bersama keluarga pun bisa tercapai.

Skrining pra nikah yang dilakukan meliputi pemeriksaan genetik, penyakit menular dan infeksi melalui darah.

Baca Juga: Deteksi Thalassemia dan Penyakit Ini Bisa Dicegah dengan Satu Cara

Waktu pelaksanaan pre marital screening yang disarankan adalah 6 bulan sebelum calon mempelai menikah.

Berikut tahapan pre marital screening dilansir daril aman promkes.kemkes.go.id, yang baiknya dilakukan:

1. Pemeriksaan fisik secara lengkap

Pemeriksaan pra nikah yang pertama terdiri atas pemeriksaan umum, yakni uji pemeriksaan fisik secara lengkap.

Hal ini dilakukan karena umumnya status kesehatan dapat dilihat lewat tekanan darah.

Umumnya, tekanan darah tinggi dapat berbahaya bagi kandungan sebab membuat tumbuh kembang janin dalam kandungan terhambat.

Selain itu, pemeriksaan pre marital juga dapat mengetahui apakah pasangan tersebut mempunyai beberapa riwayat penyakit ataukah tidak, misalnya diabetes.

2. Pemeriksaan penyakit hereditas

Penyakit hereditas biasanya diturunkan dari kedua orang tua, misalnya gangguan kelainan darah yang membuat penderitanya tidak bisa memproduksi hemoglobin (sel darah merah) secara normal.

Baca Juga: Siap-siap, Skrining Besar-besaran TBC di Indonesia Dilakukan Pemerintah dengan X-Ray Artificial Intelligence

3. Pemeriksaan penyakit menular

Pemeriksaan yang ketiga meliputi pemeriksaan terhadap penyakit menular, diantaranya seperti hepatitis B, hepatitis C, dan HIV-AIDS.

Pemeriksaan tersebut penting sekali dilakukan, mengingat penyakit-penyakit menular tersebut sangat berbahaya dan mengancam jiwa.

4. Pemeriksaan organ reproduksi

Pemerikaan ini berkaitan dengan kesuburan serta organ reproduksi untuk pria maupun wanita.

Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa kondisi kesehatan organ reproduksi diri sendiri dan pasangan.

Walaupun seringkali dianggap sepele, melakukan pemeriksaan alergi sangatlah penting karena alergi yang tidak disadari dari awal dan tidak ditangani dengan tepat dapat berakibat fatal.

Sementara itu untuk skrining pra hamil, ini merupakan salah satu persiapan yang disarankan untuk calon ibu.

Dengan skrining pra hamil, bisa mengurangi risiko terjadinya keguguran dan bayi terlahir cacat.

Baca Juga: Mempersiapkan Kehamilan di Masa Pandemi, Penting Skrining Tambahan Untuk Menghindari Risiko Tertular

Karenanya jika kita dan pasangan sedang merencanakan kehamilan, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter dan segera menjadwalkan medical check-up sebelum memulai program kehamilan.

Ditulis oleh dr. Ruswantriani, SpOG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan di RS EMC Sentul di laman emc.id, berikut adalah beberapa pilihan skrining pra hamil yang baiknya dilakukan:

1. Tes darah

Melalui tes darah, dokter dapat mendeteksi berbagai penyakit genetik.

Penyakit genetik memiliki risiko diturunkan pada bayi di masa kehamilan.

Tidak heran, tes darah menjadi salah satu tes yang disarankan bagi para calon ibu.

Melalui tes ini, kita dapat menghindari bayi terserang kelainan genetik.

Bila kita terbukti memiliki penyakit genetik, dokter dapat membantu mencarikan solusi dan menemukan program kehamilan yang sesuai.

2. Tes gula darah

Baca Juga: Merasakan Nyeri di 6 Titik Ini Bukan Masuk Angin, Itu Serangan Jantung

Tes ini direkomendasikan terutama bagi calon ibu yang memiliki riwayat diabetes atau termasuk dalam kategori obesitas.

Penelitian menemukan bahwa ibu hamil pengidap diabetes bisa membahayakan bayi yang dikandungnya.

Bayi bisa terlahir degan gula darah rendah hingga meninggal sebelum lahir.

Untuk itu, tes gula darah menjadi salah satu tes sebelum kehamilan yang penting dilakukan.

3. Tes STI (Sexually Transmitted Infections)

Seperti namanya, check-up ini dimaksudkan untuk mendeteksi bila calon ibu mengidap penyakit menular seksual yang bisa membuat susah hamil hingga mengancam kesehatan bayi.

Beberapa penyakit seksual yang bisa menular bagi bayi adalah HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C.

4. Tes TORCH

TORCH adalah singkatan dari Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes Simplex Virus.

Baca Juga: Pentingnya Pemeriksaan Laboratorium dan Memilih yang Kredibel

Virus-virus tersebut cukup berbahaya dan bisa meningkatkan risiko keguguran dan bayi terlahir cacat.

Oleh karena itu, demi kesehatan ibu dan bayi selama mengandung, tes ini menjadi salah satu medical check-up yang banyak direkomendasikan.

5. Pap smear

Menjadi salah satu tes yang paling disarankan untuk perempuan dewasa, pap smear bisa mendeteksi keberadaan virus HPV (Human Papilloma Virus) penyebab kanker serviks.

Bila melalui tes ini dokter menemukan virus HPV dan kelainan pada rahim dan vagina calon ibu, kita bisa mendapatkan penanganan yang tepat sebelum menjalankan program kehamilan sehingga tidak perlu membahayakan kesehatan ibu dan janin.

6. Tes fungsi tiroid

Ganggung tiroid paling sering menyerang perempuan dewasa dan juga anak-anak.

Jika ibu hamil mengalami gangguan tiroid, semakin besar kemungkinan untuk mengalami keguguran, bayi lahir prematur, dan gangguan perkembangan otak janin.

Penyakit tiroid juga memengaruhi kesuburan calon ibu sehingga menjadi sulit hamil.

Baca Juga: Kelainan Darah Thalasemia Muncul Pada 2 Tahun Pertama Kehidupan, Ini Gejalanya

Untuk itu, sebagai calon ibu perlu melakukan tes ini, terutama bila sebelumnya pernah mengalami gangguan tiroid.

Itulah beberapa jenis tes yang bisa dilakukan sebelum merencanakan kehamilan bersama pasangan.

Untuk mendapatkan rekomendasi tes yang perlu dilakukan, konsultasikanlah dengan dokter kandungan.

Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan dengan mengonsumsi gizi seimbang, menghindari stres, dan rutin berolahraga agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari penyakit.(*)

Baca Juga: 10 Faktor Risiko Penyebab, Lakukan Skrining Diabetes Ini Untuk Deteksi Dini