GridHEALTH.id - Tahu kah, penyakit Tuberkulosis (TBC) telah menyebabkan 93 ribu kematian per tahun di Indonesia.
Selain TBC aktif yang dapat dilihat gejalanya, ada TBC laten yang perlu diwaspadai karena tidak terlihat gejalanya dan bisa muncul kapanpun. Nah, ini yang sangat dikhawatirkan.
Menurut Ketua Yayasan Stop TB Partnership dr. Nurul H.W. Luntungan, MPH, penyakit TBC laten disebabkan oleh bakteri yang bersembunyi di dalam tubuh seseorang.
Sehingga orang tersebut nampak tidak memiliki penyakit TBC.
“Penyakit TBC ini disebabkan oleh bakteri, dan bakteri TBC ini beda dengan bakteri lain. Bakteri TBC ini bisa sembunyi di dalam tubuh dan orang yang kena bakterinya belum tentu terlihat sakit TBC,” katanya dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Selasa (22/3).
Baca Juga: Ketahui Gejala dan Penyebab Organ Intim Pria Kecil, Juga Cara Mengobatinya Ini
Pada acara yang sama, pembicara lain dari Kemenkes, Koordinator Substansi TBC, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakti Menular, Kemenkes dr. Tiffany Tiara Pakasi, MA, menyampaikan infeksi TBC laten terjadi saat seseorang yang terpapar kuman TBC namun memiliki imunitas yang bagus, sehingga membuat yang bersangkutan tidak bergejala.
Walau tidak ada gejala dan tidak tampak sakit TBC, Tapi sebenarnya kuman yang ada pada dirinya tidak hilang melainkan dalam posisi tertidur.
“Sehingga sewaktu-waktu kalau daya tahan tubuhnya turun dan lain-lain dia bisa memicu kuman tersebut sehingga terjadi tuberkulosis aktif,” jelasnya.
Nah, untuk menemukan dan mengobati kasus TBC laten tersebut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI berencana melakukan skrining besar-besaran yang akan dilaksanakan tahun ini.
Baca Juga: Air Rebusan Bunga Wijaya Kusuma Untuk Mengobati Asma, Cukup Minum 2 Kali Sehari Secara rutin
Mengenai hal tersebut, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes RI, Dr. drh. Didik Budijanto, M.Kes, mengatakan dari estimasi 824 ribu pasien TBC di Indonesia Baru 49% yang ditemukan dan diobati sehingga terdapat sebanyak 500 ribuan orang yang belum diobati dan berisiko menjadi sumber penularan.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar