Terlalu Sedih, Suami Korban Penembakan di Texas Meninggal Akibat Serangan Jantung

Suami guru yang tewas dalam penembakan masal di sekolah, meninggal dunia.

Suami guru yang tewas dalam penembakan masal di sekolah, meninggal dunia.

Kesedihan yang mendalam bahkan juga bisa membuat seseorang kehilangan nyawanya.

Sebuah studi yang di JAMA Internal Medicine menunjukkan, dalam waktu 30 hari setelah pasangan meninggal, orang-orang berusia 60 tahun dan di atasnya, mempunyai risiko dua kali lipat mengalami stroke atau serangan jantung.

Hasil studi tersebut mendukung penelitian yang diterbitkan di jurnal American Heart Association Circulation.

Studi tersebut dilakukan terhadap 2.000 orang yang selamat dari serangan jantung. Ditemukan bahwa serangan jantung lebih mungkin terjadi setelah kematian anggota keluarga atau teman dekat.

Risiko serangan jantung baru akan menurun, ketika rasa sedih yang dirasakan sudah mereda. Sekitar 14% dari partisipan telah kehilangan seseorang yang dekat dengan mereka dalam enam bulan sebelumnya.

Setelah menganalisis waktu relatif dari setiap serangan jantung dan kematian, para peneliti memperkirakan bahwa risiko terkena serangan jantung 21 kali lebih tinggi dalam 24 jam setelah kematian orang terkasih.

Dilansir dari CNN, hubungan antara terlalu sedih dengan serangan jantung risikonya sangat tinggi di antara orang-orang yang sudah mempunyai kondisi yang memicunya, seperti tekanan darah tinggi atau kadar kolesterol tidak sehat.

Baca Juga: 7 Obat Penyakit Jantung Umum Digunakan, Ini Manfaat dan Dosisnya

“Ini menunjukkan bahwa jika Anda menambahkan kesedihan pada faktor risiko tradisional untuk penyakit arteri koroner, apakah itu merokok, hipertensi, atau riwayat keluarga, kesedihan berpotensi membuat Anda melampaui batas,” kata Eugene Storozynsky, M.D., seorang ahli jantung di Universitas Rochester Medical Center, New York.

Depresi, kecemasan, dan emosi kuat lainnya yang dirasakan saat sedih juga menjadi pemicu terjadinya serangan jantung.

Selain itu, stres akibat kesedihan juga dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, sehingga kadar hormon kortisol meningkat.

Kondisi ini menyebabkan pembuluh darah menyempit dan menganggu plak berisi kolesterol yang melapisi arteri.

Salah satu dari perubahan itulah yang bisa menyebabkan munculnya risiko serangan jantung.

Baca Juga: Mendengar Kabar Baik Juga Dapat Menyebabkan Serangan Jantung, Studi