GridHEALTH.id – Menamatkan sebuah series dengan satu kali duduk, sering dilakukan beberapa orang. Apalagi jika acara yang sedang ditonton sangat seru.
Namun tahukah, kalau kebiasaan tersebut dapat membahayakan kesehatan dan sebaiknya mulai dikurangi.
Sebuah penelitian menunjukkan, orang-orang yang menghabiskan waktu kurang dari satu jam per hari, risiko terkena penyakit jantung koroner turun 11%.
Meskipun perilaku bermalas-malasan atau duduk untuk waktu yang lama sudah sering dikaitkan dengan penyakit jantung koroner, penelitian ini lebih condong terhadap kebiasaan duduk di depan layar baik televisi maupun komputer.
Para peneliti juga memperhitungkan DNA seseorang. Menjadikannya skor untuk risiko penyakit jantung koroner, berdasarkan 300 varian genetik yang diketahui memengaruhi masalah kesehatan ini.
Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti dari School of Public Health di University of Hong Kong, dilansir dari Medicine Net, Jumat (27/5/2022).
“Studi kami memberikan bukti kuat tentang peran potensial bahwa membatasi waktu menonton TV dapat berperan dalam pencegahan penyakit jantung koroner,” kata asisten profesor Youngwon Kim.
“Orang-orang perlu mencoba mengurangi jumlah waktu menonton TV. Tetapi pada saat yang sama, ada tindakan lain yang mungkin mereka ambil, seperti menghentikan menonton TV dan melakukan olahraga ringan,” sambungnya.
Para peneliti yang terlibat dalam studi ini menemukan, orang dengan skor risiko poligenik yang tinggi (risiko genetik individu), merupakan orang yang paling berisiko terkena penyakit jantung koroner.
Baca Juga: Studi: Rutin Makan Dua Porsi Alpukat Bisa Jauhkan Penyakit Jantung
Siapa yang paling berisiko?
Selain orang yang memang mempunyai faktor genetik, orang-orang yang menghabiskan lebih dari empat jam di depan TV juga paling berisiko mengalami penyakit jantung koroner.
Dibandingkan dengan kelompok dengan risiko tertinggi, orang yang hanya menonton dua hingga tiga jam per hari mempunyai 6% risiko lebih rendah terserang penyakit tersebut.
Sementara itu, orang-orang yang hanya menonton televisi kurang dari satu jam setiap harinya, risiko penyakit jantung koroner lebih rendah 16%.
Berbeda dengan televisi, dalam penelitian tersebut waktu luang yang dihabiskan dengan menggunakan komputer tidak berpengaruh besar meningkatkan risiko penyakit.
“Penyakit jantung koroner adalah salah satu penyebab kematian dini yang paling menonjol, jadi menemukan cara untuk membantu orang mengelola risiko mereka melalui modifikasi gaya hidup adalah penting,” kata Dr Katrien Winjdaele dari Unit Epidemiologi MRC, dikutip dari Science Daily, Jumat (27/5/2022).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah merekomendasikan untuk mengurangi kebiasaan berdiam diri dan menggantinya dengan melakukan aktivitas fisik untuk menjaga kesehatan.
“Meskipun tidak mungkin mengatakan dengan pasti bahwa duduk menonton TV meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, karena berbagai faktor pembaur potensial dan kesalahan pengukuran, pekerjaan kami mendukung pedoman WHO,” jelasnya.
“Ini (hasil penelitian) menyarankan cara yang mudah dan teratur untuk mencapai tujuan, bagi populasi umum serta individu risiko genetik yang tinggi penyakit jantung koroner,” sambungnya.
Baca Juga: Dampak Kadar Asam Urat Perlu Diwaspadai, Bisa Sebabkan Komplikasi
Terdapat beberapa alasan potensial yang menjelaskan kaitan antara menonton televisi dan risiko penyakit jantung koroner, dibandingkan dengan memakai komputer.
Menonton televisi cenderung dilakukan orang-orang pada malam hari, setelah selesai menyantap makan malam.
Mengonsumsi makanan berkalori tinggi, menyebabkan kadar glukosa dan lipid yang lebih tinggi, seperti kolesterol dalam darah.
Selain itu, orang-orang juga sering memakan camilan saat menonton TV, dibandingkan ketika menggunakan komputer.
Kemungkinan terakhir yaitu menonton televisi cenderung berkepanjangan, sedangkan orang yang menggunakan komputer mereka mungkin lebih cenderung menghentikan aktivitasnya.
Berdasarkan data WHO, sekitar 17,9 orang meninggal dunia akibat penyakit jantung, mewakili 32% dari semua kematian global.
Dari angka kematian tersebut, 85% di antaranya disebabkan oleh serangan jantung dan stroke.
Sebagian besar penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung koroner, dapat dicegah dengan mengatasi faktor risiko seperti perilaku penggunaan tembakau, diet tidak sehat, aktivitas fisik yang kurang, dan konsumsi alkohol berlebih.
Sangat penting untuk mendeteksi penyakit ini sedini mungkin, agar perawatan lebih cepat dilakukan.(*)
Baca Juga: Dampak Kurang Tidur Meski Cuma Semalam, Ternyata Berisiko Pada Jantung