Find Us On Social Media :

Indonesia Diuntungkan Gelombang Delta Saat Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Melanda

Indonesia ditungkan oleh gelombang varian Delta yang pernah terjadi, saat sub varian Omicron BA.4 dan BA.5 merajalela saat ini.

GridHEALTH.id - Subvarian Omicron BA.4 dan BA,5 kini sedang menjadi perhatian dunia.

Para ahli, termasuk ilmuan dan WHO, kini sedang mencermati dan meneliti subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ini.

Kemunculan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ini begitu cepat dan dikhawatirkan menjadi gelombang pandemi Covid-19 baru.

Beberapa negara sudah bersiap untuk menghadapi gelombang pandemi Covid-19 baru karena subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ini.

Karenanya kita sudah seharusnya mewaspadai subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ini, yang kasusnya sudah ditemukan di Indonesia.

Malah kini menjadi penyebab melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia dalam waktu satu bulan.

Untuk mewaspadai subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, kita harus mengetahui karakter omicron baru ini.

Menurut dokter spesialis paru Erlina Burhan, ada beberapa gejala yang harus diperhatikan.

Gejala Subvarian Omicron BA.4

Baca Juga: Sering Sedih dan Melamun, 8 Tanda Depresi yang Jarang Disadari

Erlina mengungkapkan, dari laporan yang diterimanya, pasien terinfeksi subvarian Omicron BA.4 di Indonesia memiliki gejala ringan, berupa:

* Demam

* Batuk

* Nyeri tenggorokan

Gejala Subvarian Omicron BA.5

Untuk pasien BA.5 dengan bergejala sedang dilaporkan mengalami gejala sebagai berikut:

* Batuk;

* Sesak napa

* Sakit kepala

Baca Juga: Kenaikan Kasus Covid-19, Jokowi Minta Vaksin Booster Diwajibkan ...

* Lemah

* Mual

* Muntah

* Nyeri sendi.

Erlina menduga, sesak napas pada pasien terjadi akibat Omicron BA.5 yang lebih banyak bereplikasi di saluran napas bawah.

"Dan bisa jadi juga karena penyakit yang lain mungkin seperti asma," papar Erlina dikotip dari KompasTV (14/06/2022).

Sementara untuk pasien yang terkonfirmasi subvarian Omicron BA.5 dengan gejala ringan berupa:

* Sakit tenggorokan

* Badan pegal

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Virus Cacar Monyet di Air Mani, Hubungan Seks Berisiko

* Demam

* Batuk.

Perbedaan Subvarian BA.4 dan BA.5 dengan Varian Sebelumnya

Varian omicron tidak baru kali ini saja membuat heboh.

Tapi dengan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ini, berbeda dari Omicron sebelumnya.

Menurut Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman, dilansir dari Kompas.com (14/06/2022), karakter subvarian BA.4 dan BA.5 berbeda dengan subvarian sebelumnya, terutama dengan BA.1.

“Khususnya BA.5 ini dia punya karakter yang merupakan kombinasi yangmana memiliki kecepatan lebih dari Omicron sebelumnya. Sehingga, mudah menginfeksi baik yang sudah vaksin ataupun belum,” ujar Dicky, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/6/2022).

Dicky mengatakan bahwa BA.5 mengadopsi juga mutasi dari Delta L452 yang membuatnya mudah terikat di reseptor ACE 2.

Karenanya sub varian Omicron BA.5 mudah masuk sel tubuh manusia.

Baca Juga: Ada Parasit Cacing Pita di Daging Babi, Apa Risiko Mengonsumsinya?

“Riset terakhir di Jepang dan beberapa negara Eropa, BA.4 dan BA.5 kemampuan bereplikasinya di sel paru meningkat,” ujarnya.

Berdasarkan studi di laboratorium tersebut, BA.4 dan BA.5 lebih fusogenik dan patogenik jika dibandingkan dengan BA.2.

“Artinya potensi keparahan lebih infeksius. Yang jelas potensi keparahan ada,” jelas Dicky.

Selain itu, dari studi juga ditemukan bahwa angka reproduksi efektivitas BA.4 dan BA.5 1,2 lebih tinggi jika dibandingkan dengan BA.2 atau subvarian lain.

“Artinya lebih cepat penularannya atau transmisinya karena kalau sudah angka reproduksi lebih dari 1 artinya ada pertumbuhan eksponensial yang akan terjadi,” paparnya lebih jauh.

Sudah Perkenah Terkena Delta Aman?

Berdasarkan studi, orang yang pernah terinfeksi BA.2 maupun BA.1 tak memiliki proteksi terhadap BA.4 dan BA.5.

Meski demikian, ia menilai Indonesia selama dua tahun ini sudah terbentuk imunitas, sehingga penyebaran terjadi tetapi akan banyak orang yang tak bergejala.

Apalagi Indonesia sudah pernah mengalami gelombang Delta.

Baca Juga: Kenapa Masih Ada yang Mengonsumsi Daging Babi, Walau Mengandung Parasit dan Zat Karsinogenik? Bisa Jadi Ini Alasannya

“Kita diuntungkan pernah mengalami gelombang Delta yang besar, kemudian vaksinasi bergerak cepat, selain itu juga populasi muda kita besar,” ujar Dicky.

Ia menilai, saat ini negara yang memiliki risiko tinggi terhadap varian BA.4 dan BA.5 adalah negara yang walaupun memiliki cakupan vaksinasi lengkap dan booster 80 persen namun memiliki lansia dominan, seperti Portugal.

Selain itu, risiko juga terjadi pada negara yang belum mengalami dampak besar dari varian delta.

Sekarang negara-negara tersebut sedang bersiap untuk kemungkinan buruk akibat gelombang sub varian Omicron BA.4 dan BA.5 ini.

Meski demikian, Dicky menyampaikan, perilaku adaptif terhadap pandemi, yakni memakai masker dan menjaga jarak tetap perlu untuk dilakukan masyarakat guna menghadapi subvarian baru ini.

Jadi tetap cara terbaik, termudah, termurah, terefektif mencegah infeksi sub varian Omicron BA.4 dan BA.5, tidak lain dan tidak bukan taat prokes, mulai dari menggunakan masker.(*)

Baca Juga: Siap-siap, Puncak Gelombang BA.4 dan BA.5 Diprediksi Pertengahan Juli