* Memiliki anggota keluarga yang menderita kanker indung telur (khususnya jika mereka memiliki gen BRCA).
* Mengalami endometriosis.
* Pernah menderita kanker payudara.
* Memulai haid pada usia muda.
* Menggunakan terapi penggantian hormon selama lebih dari lima tahun.
Baca Juga: Obesitas Digital, Julukan Baru Untuk Mereka yang Terpaku Pada Gadget
* Mengalami obesitas pada masa remaja.Karena penyebab kanker ovarium belum diketahui pasti, langkah pencegahan kanker ovarium sulit dipastikan.
Namun begitu, ada beberapa hal yang dapat menurunkan risiko kanker ovarium:
* Mengonsumsi pil KB kombinasi.
* Pengikatan saluran tuba.
* Tidak melakukan terapi penggantian hormon.
* Mengadopsi gaya hidup sehat, khususnya mengonsumsi sayuran, vitamin A, dan vitamin C dalam jumlah yang cukup.
* Tidak merokok.Bagi wanita yang sudah memutuskan untuk tidak memiliki keturunan, terdapat pilihan prosedur pengangkatan ovarium untuk mengurangi kemungkinan terkena kanker ovarium.
Baca Juga: Traditional Chinese Medicine, 4 Titik Pijat Untuk Mencegah Penuaan
Begitu juga bagi wanita yang berisiko tinggi terhadap kanker ovarium (memasuki masa menopause, pernah menderita kanker, memiliki riwayat kanker ovarium dalam keluarga, atau menjalani terapi hormon), sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis ginekologi dan melakukan pemeriksaan rutin serta prosedur deteksi dini.
Ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi kanker ovarium demi meningkatkan peluang kesembuhan.(*)
Baca Juga: Terdapat 7.500 Ton Sampah per Hari Jakarta, Plastik Sekali Pakai Menjadi Momok