GridHEALTH.id - Data dari Badan Pusat Statistika (BPS) tahun 2019 menunjukkan adanya kenaikan jumlah penduduk lanjut usia atau lansia di Indonesia dari yang sebelumnya berjumlah 18 juta (tahun 2010) menjadi 25,9 juta pada tahun 2019.
Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah pada tahun 2035, yang mencapai 48,2 juta jiwa atau 15,77% dari total penduduk Indonesia.
Melihat data ini, tentu penting untuk masyarakat mempersiapkan diri dalam menghadapi situasi yang akan datang, di mana lansia bukan lagi menjadi beban melainkan aset yang perlu dijaga melalui gaya hidup sehat, aktif bergerak, dan hidup bahagia untuk memperpanjang usia hidup mereka.
Prof. Dr. Siti Setiati, SpPD-KGer., M.Epid, Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (PB PERGEMI) dalam konferensi pers Gerakan 4 Sehat 5 Bahagia: Tetap Sehat, Aktif, dan Bahagia di Sepanjang Usia yang didukung oleh Nestlé Health Science (NHS) pada hari Jumat (24/06/2022) ini memberikan penjelasan terkait apa saja yang menjadi kebutuhan lansia untuk hidup panjang.
Di Indonesia sendiri, orang dengan usia 60 tahun ke atas termasuk ke dalam golongan lanjut usia atau lansia.
Kebutuhan lansia harus benar-benar diperhatikan karena seiring menuanya seseorang, maka terjadi perubahan pula pada fungsi organnya sedangkan kebutuhan nutrisinya terus meningkat, sehingga orang dengan lanjut usia memerlukan kebutuhan khusus untuk menjalani kehidupannya.
Oleh karena itu, terdapat tiga kunci kebutuhan khusus lansia yang harus terpenuhi:
1. Gaya hidup sehat
Gaya hidup sehat adalah kunci kehidupan panjang untuk semua orang, tidak hanya untuk lansia, yang mencakup di dalamnya gizi seimbang dan nutrisi yang terpenuhi.
Baca Juga: Waspadai Depresi di Usia Tua, Ini yang Dapat Kita Lakukan Untuk Lansia
Salah satu permasalahan yang seringkali dihadapi oleh lansia adalah malnutrisi, hal ini menandakan bahwa tidak semua lansia benar-benar tercukupi kebutuhan gizi seimbangnya, ditambah lagi dengan adanya faktor pendukung seperti kemampuan gigi dalam mengunyah makanan, rasa kesepian sehingga malas makan, rasa keterasingan karena makan adalah salah satu bentuk kegiatan sosial, demensia atau pikun, serta adanya infeksi atau penyakit.
Nutrisi yang dibutuhkan oleh lansia antara lain tinggi protein, mineral, dan vitamin, protein menjadi salah satu kebutuhan utama dari lansia karena dengan protein akan menjaga masa otot dan menghindari kerapuhan tulang, sehingg mengurangi risiko seorang lansia terjatuh, dan sebagainya.
2. Aktif
Tetap aktif di usia lanjut adalah kebutuhan yang harus dipenuhi oleh semua lansia, hal ini membantu mendukung fungsi kerja tubuh.
Lakukan kegiatan fisik dan olahraga yang sesuai dengan kondisi dan kesanggupan tiap lansia adalah hal penting yang harus dipenuhi, WHO sendiri menganjurkan lansia harus tetap berolahraga selama minimal lima kali dalam seminggu selama 30 menit atau total 150 menit dalam seminggu, namun ini semua dikembalikan dengan kemampuan fisik masing-masing lansia.
Usahakan olahraga yang menggunakan beban, agar otot bisa kembali dirangsang, atau bisa juga dengan olahraga ringan seperti berjalan santai dan berenang, meskipun dalam kondisi yang sulit bangun atau berjalan pastikan lansia tetap menggerakan otot-ototnya secara perlahan.
3. Bahagia
Rasa bahagia memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kualitas hidup seorang lansia, di mana dengan adanya rasa bahagia ini membuat lansia tetap memiliki semangat hidup sehingga nafsu makan tetap terjaga
Berbagai cara dapat dilakukan untuk mendapatkan rasa bahagia ini, bagi lansia fokus melakukan apa yang disuka adalah salah satu cara untuk menjaga bahagia.
Baca Juga: Healthy Move, Ini Dia 5 Latihan Peregangan Mudah Untuk Lansia
Prof. Dr. Siti Setiati, SpPD-KGer., M.Epid menyebut, keluarga juga memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan khusus dan menjaga kualitas hidup lansia, dengan cara tetap melibatkan lansia untuk diajak diskusi, diberikan informasi terkini, diajak makan barenga, diajak jalan bareng, dan langkah-langkah sederhana lainnya.
Sedangkan terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh lansia sehingga kebutuhan khususnya sulit terpenuhi, antara lain:
- Telat menyadari pentingnya gaya hidup sehat, sehingga saat sudah tua baru memulai untuk hidup sehat, padahal gaya hidup sehat adalah investasi masa depan yang harus dibiasakan sejak dini.
- Kehilangan rasa bahagia dalam hidup, sehingga rentan merasa terasingkan, tidak dianggap, tidak lagi bernilai di keluarga dan masyarakat.
- Terdapat permasalahan mental dan fisik yang dihadapi.
- Kurangnya dukungan keluarga, banyak dari lansia yang merasa tidak nyaman tinggal di rumah dan memilih hidup sendiri, hal ini tentu menjadi riskan bagi lansia.
- Stigma lansia adalah beban, membuat lansia menjadi sulit untuk menemukan kebahagiaannya dan sering menimbulkan konflik di keluarga.
Beberapa cara yang bisa dilakukan oleh lansia dan keluarga untuk mengurangi permasalahan ini dan tetap menjaga kualitas hidup lansia, antara lain:
- Wujudkan mimpi yang belum tercapai dan terus belajar.
Baca Juga: Pentingnya Vitamin B12 Untuk Lansia, Ini Gejalanya Jika Kekurangan
- Lakukan apa yang disuka dan dimau agar tetap produktif
- Fokus untuk memperbaiki gaya hidup.
- Olahraga bawa beban, agar melatih kekuatan otot.
- Usahakan terus membangun interaksi untuk mengurangi perasaan dibuang dan terasingkan.
- Pastikan lansia memiliki pendamping yang selalu mendukung, seperti anak, cucu, saudara, perawat, atau bahkan teman seusianya.
- Hilangkan stigma panti jompo adalah tempat para lansia terbuang, karena sebenarnya banyak juga dari lansia yang lebih merasa senang berada bersama teman-teman generasinya karena banyaknya kesamaan yang dimiliki.
- Pertahankan tradisi 3 generasi dalam 1 rumah, yaitu orang tua, anak, dan cucu dalam satu rumah.
Nestlé Health Science (NHS) melalui Nestlé Boost Optimum memberikan solusi bagi lansia dengan produk susunya ini untuk memenuhi kandungan nutrisi yang diperlukan lansia dengan whey protein yang tinggi, tersedia dalam rasa vanilla yang menjadi rasa favorit banyak orang.
Dengan kondisi fisik, mental, dan sosial yang sehat akan membuat keberadaan lansia tidak lagi menjadi beban dan lansia pun dapat menjalani hari-harinya lebih baik.(*)
Baca Juga: Tekanan Darah Tinggi di Masa Muda Tidak Tertangani Berisiko Kerusakan Otak di Usia Lansia, Studi