GridHEALTH.id - Dijuluki sebagai "Kutub Ketiga", Dataran Tinggi Tibet dan Himalaya yang berdekatan adalah rumah bagi penyimpanan air beku global terbesar di luar Wilayah Kutub Utara dan Selatan.
Wilayah ini, juga dikenal sebagai menara air Asia (Asian Water Tower, AWT), yang memiliki fungsi sebagai sistem distribusi air kompleks yang menyalurkan cairan pemberi kehidupan ke banyak negara, termasuk bagian dari Tiongkok, India, Nepal, Pakistan, Afganistan, Tajikistan, dan Kirgistan.
Dalam jurnal Nature Review Earth and Environment pada 7 Juni 2022 dengan judul "The imbalance of the Asian water tower". Menggunakan data perubahan suhu dari 1980 hingga 2018 untuk melacak pemanasan regional, temuan mereka mengungkapkan bahwa suhu keseluruhan AWT telah meningkat sekitar 0,42 derajat Celcius per dekade, sekitar dua kali lipat dari rata-rata global.
Hal ini mendadakan gletser di dataran tinggi tibet mulai mencair.
Tentu kondisi ini sangat ditakutkan oleh banyak ahli terkemuka dunia.
Bukanya apa-apa, mencairnya gletser Dataran Tinggi Tibet akan menganggu lingkungan bahkan ekosistem alam dalam cakupan yang tidak kecil.
Banyak daerah yang akan kekurangan air, bahkan kelebihan air, juga cuaca yang bisa jadi tidak karuan.
Selain itu, ahli kesehatan terkemuka pun memperhatikan betul efek dari mencairnya gletser dataran tinggi tibet ini.
Sebab menurut mereka ada ancaman serius bagi kesehatan manusia karena mulai mencairnya gletser dataran tinggi tibet.
Baca Juga: Home Remedies, 5 Bahan Alami yang Bisa Dicoba untuk Mengatasi Insomnia
Asal tahu saja, ilmuan telah menemukan sekitar seribu spesies bakteri yang berbeda ditemukan di gletser Dataran Tinggi Tibet.
Ratusan diantaranya merupakan bakteri baru dalam dunia sains.