GridHEALTH.id - Banyak pasangan ingin berhubungan seksual satu sama lain tanpa melakukan hubungan seks vaginal dan/atau mempertaruhkan kehamilan.
Outercourse mencegah kehamilan dengan cara yang sama seperti pantangan (dan semua bentuk pengendalian kelahiran lainnya), dengan menjauhkan sperma dari sel telur.
Menggunakan outercourse sebagai alat kontrasepsi berarti kita melakukan beberapa aktivitas seksual, tetapi kita tidak melakukan hubungan seks vaginal (penis-in-vagina) atau mendapatkan air mani (cum) di dalam vagina.
Dengan cara ini, sel sperma dalam air mani tidak dapat mencapai sel telur dan menyebabkan kehamilan.
Selain mencegah kehamilan, mengutip plannedparenthood.org, outercourse terbukti ampuh menjaga keharmonisan rumah tangga.
Karena sejatinya pasangan suami istri membutuhkan satu sama lain untuk mengisi kekosongan emosional. Hal ini tentunya bisa didapatkan melalui komunikasi intens, pillow talk, dan pastinya outercourse.
Beberapa contoh outercourse termasuk ciuman, pijat, masturbasi, menggunakan mainan seks satu sama lain, dan berbicara tentang fantasi.
Ada banyak cara kreatif untuk mendapatkan kenikmatan seksual dari outercourse. Namun perlu diingat bahwa beberapa jenis pakaian luar dapat menyebarkan PMS jika ada kontak kulit ke kulit kelamin, atau jika cairan seksual pasangan masuk ke dalam alat kelamin atau mulut.
Orang juga dapat memilih untuk melakukan seks oral dan/atau seks anal. Seks oral tidak akan menyebabkan kehamilan, dan seks anal juga tidak menyebabkan kehamilan (kecuali air mani tumpah ke dalam vagina).
Baca Juga: 4 Diet Terbaik Rekomendasi Ahli Gizi Untuk Kesehatan dan Penurunan Berat Badan
Tetapi seks anal dan oral dapat menyebarkan PMS. Kita dapat membantu mencegah PMS dengan menggunakan kondom selama seks anal, dan kondom atau dental dam selama seks oral.