GridHEALTH.id - Kasus harian Covid-19 memiliki kecenderungan untuk kembali naik, meskipun diprediksi untuk kasus Covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 tidak akan setinggi saat Omicron BA.1 dan Delta.
Hal ini yang membuat Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman kembali menyarankan kepada perusahaan untuk memberlakukan Work from Home (WFH).
Berbeda dengan Dicky, PB IDI memilih merespons situasi kemungkinan adanya kenaikan kasus Covid-19 dengan menghimbau masyarakat yang paling penting untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan.
Anjuran mengenai pemberlakuan WFH ini dianggap masih terlalu dini oleh IDI, seperti yang telah dijelaskan langsung oleh Dr. dr. Erlina Burhan, SpP(K) sebagai Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI kepada tim GridHEALTH.id saat dihubungi pada Rabu pagi ini (06/07/2022).
"Tentang wacana atau saran untuk work from home ini, saya kira untuk WFH mungkin terlalu dini untuk menjalankan itu," kata Dr. dr. Erlina Burhan, SpP(K).
Dikarenakan adanya faktor lain yang harus diperhatikan juga sebelum memutuskan untuk menerapkan WFH kembali, seperti kehidupan perekonomian, sosial, dan yang lainnya sudah mulai kembali bergerak setelah sempat dibatasi karena adanya pandemi Covid-19.
Faktor-faktor inilah yang masih perlu dipertimbangkan juga dalam memberlakukan aturan WFH.
"Jadi saya kira silahkan aktivitas tetap dijalankan kalau memang harus bekerja dari kantor ya tidak apa-apa, karena kan banyak juga yang menjerit kalo bekerja dari rumah tunjangannya ga dapet, uang transport ga dapet, uang makan ga dapet, nah jadi menurut saya sih boleh saja tetap work from office,"ungkap Dr. dr. Erlina Burhan, SpP(K).
Karena, menurut Dr. dr. Erlina Burhan, SpP(K) yang paling penting adalah pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat dan pastikan semuanya sudah vaksin booster.
Baca Juga: Jelang Puncak Subvarian Omicron, Pekerja Kantoran Diminta WFH Kembali
Kondisi Covid-19 di Indonesia yang masih digolongkan sebagai pandemi, membuat semua pihak tetap harus bersiap-siap dan tetap perlu mengantisipasi jangan sampai lonjakan kasusnya terlalu tinggi.
Sesuai dengan pers rilis dari PB IDI, IDI menghimbau kepada masyarakat untuk kembali tetap memakai masker di dalam maupun luar ruangan, walaupun pemerintah sudah melonggarkan aturan mengenakan masker di ruang terbuka.
Selain tetap menggunakan masker, IDI juga menegaskan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan
Hal ini dianggap menjadi salah satu upaya yang efektif untuk membantu menahan lonjakan kasus.
"Dengan kondisi yang sekarang, kami dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kembali menyarankan kepada masyarakat supaya memakai masker lagi, jadi secara umum sih terapkan lagi protokol kesehatan," kata Dr. dr. Erlina Burhan, SpP(K) kembali menegaskan.
Seperti yang menjadi pembahasan akhir-akhir ini bahwa kasus harian Covid-19 berpotensi untuk kembali naik, sehingga masyarakat diminta untuk tetap waspada, karena pandemi belum usai.
Naiknya kasus Covid-19 membuat sejumlah kota seperti Jabodetabek kembali menerapkan PPKM level 2 hingga Agustus 2022 mendatang.
Masyarakat selalu dihimbau untuk tetap melakukan protokol kesehatan dan pastikan sudah mendapat vaksin booster, sebagai salah satu cara pencegahan seperti yang dihimbau oleh IDI.
Terlepas dari keputusan pemerintah untuk memberlakukan WFH atau tidak. (*)
Baca Juga: Vaksinasi Booster Jadi Syarat Perjalanan, Perlukah Tunjukan Hasil PCR Negatif?