Padahal, sarana gantung (hook) sangat penting dlam proses pengulitan dan pemotongan.
Pengulitan dan tindakan lain yang dilakukan saat hewan kurban digantung, menghindari kontaminasi kuman pada daging kurban dan menjamin kualitasnya.
Limbah dari sisa pemotongan hewan kurban, juga menjadi masalah dan dapat mengkontaminasi lingkungan.
Dilansir dari Aliansi Zero Waste Indonesia, yang dimaksud dengan limbah hewan kurban adalah kotoran, darah, dan bagian lain yang tidak dimanfaatkan.
Kotoran maupun darah hewan kurban yang dibiarkan mengalir begitu saja, dapat menimbulkan kontaminasi bakteri E.coli pada air.
Melansir Mayo Clinic, bakteri Escherichia coli (E.coli) hidup di usus hewan yang sehat.
Nah, bakteri ini dapat menimbulkan kontaminasi pada saluran air, di mana darah hewan kurban dibiarkan mengalir.
Proses penyembelihan yang tidak higenis, juga beirisko menyebabkan kontaminasi E.coli pada daging hewan kurban.
Seseorang yang mengonsumsi air dari sumber air yang sudah terkontaminasi E.coli, dapat terinfeksi dan mengalami diare, mual dan muntah, ataupun kram perut.
Itulah kontaminasi yang bisa terjadi dari tempat pemotongan hewan, seperti saat Hari Raya Idul Adha. (*)