GridHEALTH.id - Wabah PMK di Indonesia belum usai, beberapa hewan kurban masih ditemukan terindikasi PMK saat menjelang Hari Raya Idul Adha dan saat pemotongan pada hewan kurban dilakukan, maka masyarakat perlu mengetahui cara memasak hewan kurban yang benar untuk menghindari mewabahnya kasus PMK.
Salah satu daerah yang terindikasi adanya hewan kurban dengan PMK adalah Kecamatan Kotagede dan Kecamatan Gedongtengen, Yogyakarta, meskipun hingga per 9 Juli belum ada laporan kasus mengenai PMK pada hewan kurban di Yogyakarta jika dilihat dari laman resmi Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta.
Selain itu, di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah juga ditemukan indikasi hewan kurban terkena virus PMK saat Satgas Penanganan PMK Purworejo kembali melakukan monitoring dan evaluasi penyembelihan hewan kurban.
Pada dasarnya wabah PMK tidak membahayakan kesehatan manusia, sehingga daging dan susu aman untuk dikonsumsi asal masak dengan cara yang benar.
Wabah PMK sendiri sebenarnya bukan wabah zoonosis dan hanya spesifik menyebar dari hewan dengan jenis kuku ruminansia (hewan berkuku belah), seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi.
Artinya, wabah virus PMK akan sangat berbahaya pada hewan jenis kuku ruminansia dan manusia hanya bisa menjadi pembawa virus bagi hewan jenis kuku ruminansia.
Hewan kurban yang terindikasi PMK bisa diketahui dengan cara pemeriksaan baik dari luar maupun organ dalam hewan dan demam tinggi menjadi gejala awal dari hewan yang terpapar virus PMK.
Gejala PMK cukup jelas, sehingga dapat menurunkan risiko hewan kurban yang terpapar PMK dijadikan sebagai kurban.
Namun, untuk mencegah wabah PMK, tetap diperlukan penanganan yang baik dan cara memasak yang benar, sehingga aman dikonsumsi, dan berikut ini cara memasak daging kurban agar bebas PMK.
Baca Juga: Wabah PMK Meluas, Jangan Konsumsi Kepala, Kaki, dan Jeroan Daging
Cara memasak daging kurban aman dari PMK
Meskipun wabah PMK dikategorikan aman untuk manusia, namun kenali langkah dan cara memasak daging kurban yang benar agar bebas PMK.
Source | : | Antara,kompas,Kementrian Pertanian,Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar