Find Us On Social Media :

Dua Pasien Mati Otak di AS Terima Cangkok Jantung Babi, Bagaimana Hasilnya?

Cangkok jantung babi kembali dilakukan oleh peneliti di NYU, setelah sebelumnya penerima donor meninggal dunia.

Pria asal Pennsylvania ini, telah dinyatakan mengalami kematian otak. Pihak keluarga mendonasikan tubuhnya untik penelitian ini.

Di mana bertujuan untuk menyelidiki seberapa baik jantung babi yang telah dimodifikasi bekerja di tubuh manusia yang sudah meninggal.

Setelah melakukan transplantasi pada Kelly, Juni lalu, tim peneliti melakukan hal yang sama terhadap partisipan berumur 64 tahun Alva Capuano, awal Juli.

Direktur NYU Lagone Transplant Institute, dr Robert Montgomery, mengatakan kalau prosedur memungkinkan untuk dilakukannya studi lebih lanjut tetang seberapa baik tubuh manusia mentolerir jantung babi.

"Kami dapat melakukan pemantauan lebih sering dan benar-benar memahami biologi dan mengisi semua yang tidak diketahui," ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, kalau penelitian mereka unik karena berusaha meniru kondisi dunia nyata. Misal tidak menggunakan perangkat ekperimental dan obat-obatan.

Para peneliti sedang berusaha untuk memplubikasikan rincian lebih lanjut dsn hasil penelitian ini.

Baca Juga: Tanda Awal Serangan Jantung Dapat Dilihat dari Mata, Segera ke Dokter Saat Merasakannya

Mengapa jantung babi?

Pencangkokan organ hewan ke manusia, bukan pertama kali dilakukan. Yang pertama terjadi pada 1960-an, di mana seorang manusia menerima cangkok dari ginjal simpanse.

Sayangnya, sembilan bulan setelah menerima cangkok tersebut, pasien tersebut meninggal dunia.

Begitu juga pada 1983, di mana seorang pasien menerima cangkok jantung dari babun. Berselang 20 hari setelah menjalani operasi transplantasi, ia meninggal dunia.