Data dari BPS lagi-lagi menunjukkan pendidikan kepada kaum anak disabilitas masih tergolong rendah, bahkan disebutkan ada 30,7% anak disabilitas di Indonesia yang tidak tamat hingga SMP.
Hanya ada sekitar 17,6% anak disabilitas di Indonesia yang mampu menamatkan jenjang pendidikan hingga kuliah, menjadi salah satu yang diharapkan tentunya dari wejangan Soeharto.
Salah satu langkah pemerintah dalam pemenuhan hak pendidikan anak disabilitas Indonesia adalah dengan mendirikan sekolah khusus disabilitas, di mana hingga tahun ajaran 2020/2021 ada sebanyak 2.250 sekolah untuk anak disabilitas di berbagai jenjang pendidikan.
Meskipun jika dilihat terperinci, masih lebih banyak sekolah untuk anak disabilitas yang dibangun oleh pihak swasta dengan jumlah 1.465 sekolah, sedangkan milik negeri berjumlah 552 sekolah, dengan total 2.017 sekolah berbentuk Sekolah Luar Biasa (SLB).
Selain itu, Kemendikbud juga secara penuh mewujudkan kelas inklusi bagi anak disabilitas dan menjadi fokus perhatian dari tahun ke tahun untuk memberikan peningkatan layanan, tetapi masih memerlukan cara yang bertahap untuk mewujudkannya.
Kemendikbud dalam hal ini selalu berupaya memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada semua peserta didik yang merupakan penyandang disabilitas, sesuai dengan tujuan pendidikan inklusi dalam Permendikbud Nomor 70 Tahun 2009.
Tidak hanya dalam bidang pendidikan, anak disabilitas Indonesia juga masih menghadapi tantangan dalam bidang kesehatan, salah satunya karena kesulitan untuk mendapatkan akses layanan kesehatan.
Salah satu masalah kesehatan yang umum dan banyak terjadi pada anak disabilitas di Indonesia adalah masalah kesehatan gigi dan mulut.
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak disabilitas umumnya buruk dengan kasus terbanyak adalah mengenai karies gigi dan radang gusi, permasalahan ini tentu tidak hanya diselesaikan oleh pemerinta, namun setiap orangtua juga berperan di dalamnya.
Padahal, setidaknya ada empat aspek yang perlu dijamin pemerintah untuk anak disabilitas, yaitu aspek kemudahan, kegunaan, keselamatan, dan kemandirian.