Dia mengatakan, kalau sejumlah negara sudah melaporkan terjadi penurunan infeksi cacar monyet.
Akan tetapi, peningkatan kasus juga terjadi di beberapa negara dan bahkan ada enam negara yang melaporkan ifneksi pertama mereka.
Infeksi monkeypox yang terjadi di Afrika, rata-rata tercatat di daerah pedesaan, yang mana penularannya berasal dari hewan liar di sekitar.
Sedangkan cacar monyet yang saat ini sedang mewabah di beberapa negara dunia, diperkirakan berawal dari pesta seks yang dilakukan di Spanyol dan Belgia.
"Apa yang terjadi di Afrika hampir seluruhnya terpisah dari wabah di Eropa dan Amerika Utara," kata Dr. Paul Hunter, profesor kedokteran di Universitas East Anglia Inggris.
Badan Kesehatan PBB mengatakan, 99% dari kasus cacar monyet di luar wilayah Afrika terjadi pada pria dan 98% di antaranya pernah melakukan hubungan sesama jenis.
Akan tetapi perlu diingat, bahwa cacar monyet dapat menular kepada siapa saja, terutama yang melakukan kontak erat dengan orang yang sedang terinfeksi.
Baca Juga: Penyintas Cacar Monyet Termasuk yang Sudah Sembuh Wajib Pakai Kondom
Ahli virus dari departemen kesehatan global di Institut Penelitian Biomedis Nasional Kongo, Placide Mbala, juga menyoroti perbedaan antara cacar monyet di Afrika dan negara-negara lain.
"Kami melihat di sini (Kongo) dengan sangat cepat, setelah tiga hingga empat hari, lesi yang muncul pada orang yang terkena cacar monyet," ujarnya.
Namun, pada pasien cacar monyet yang ada di Inggris dan Amerika Serikat, lesi dari infeksi ini hanya 1 atau 2 dan terkadang berada di organ intim, sehingga tidak bisa terlihat dengan jelas.
Ia mengatakan, pendekatan berbeda di berbagai negara diperlukan untuk menghentikan wabah global ini.
Sehingga, teknik yang digunakan tidak bisa tunggal seperti yang diterapkan dalam penanganan Ebola ataupun Covid-19. (*)
Baca Juga: Kasus Baru Cacar Monyet Dikonfirmasi, Pasien Keluhkan Gejala di Dubur