Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Epigenetics, hormon yang disebut oksitosin memainkan peran penting dalam gangguan hiperseksual.
Untuk penelitian ini, para ilmuwan mendaftarkan 60 pasien yang menderita gangguan hiperseksual. Juga, 33 orang sehat menjadi sukarelawan dalam penelitian ini.
Tim peneliti kemudian mengukur pola metilasi DNA dalam darah pasien ini dan membandingkan datanya dengan orang sehat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metilasi DNA pada pasien ini terganggu dan microRNA, terutama microRNA-4456 (membungkam gen) kurang diekspresikan.
Khususnya, microRNA menargetkan gen yang bertanggung jawab dalam regulasi hormon oksitosin. Jadi, microRNA yang kurang diekspresikan berarti peningkatan kadar oksitosin dalam darah.
Ini jelas berarti bahwa obat yang menargetkan sekresi oksitosin dapat membantu dalam mengobati gangguan hiperseksual.
Terlepas dari perawatan medis konvensional, ada empat cara untuk mengeloa diri sendiri dengan kondisi ini, yaitu;
Baca Juga: Jarang Berhubungan Intim Bikin Vagina Menciut dan Kering? Cek Faktanya
Baca Juga: Hepatitis Masih Jadi Ancaman, Kenali Tes Apa Saja yang Digunakan Untuk Mendeteksi
1. Fokus pada pemicu Cobalah untuk mencari tahu dan mencatat hal-hal apa saja yang menjadi pemicu perilaku seksual kompulsif. Ini mungkin termasuk beberapa situs web, film, kata-kata erotis tertentu, percakapan, dll.
Setelah memahami faktor-faktor yang menyebabkan dorongan yang tidak terkendali untuk berhubungan intim, cobalah untuk menghindarinya sebisa mungkin.
2. Panggil seseorang yang dekatDapat dipahami bahwa gangguan hiperseksual dapat membuat kita merasa hampir sepanjang waktu tergoda untuk bertindak di tempat tidur.