GridHEALTH.id - Apakah kita berfantasi tentang seks berulang kali? Apakah keinginan untuk berhubungan intim tampaknya cukup kuat dan tidak kunjung hilang? Jika ya,kita mungkin menderita gangguan hiperseksua atau hiperseks.
Ini adalah kondisi medis yang biasanya disebut sebagai kecanduan seksual dan ditandai dengan perilaku ekstrem seperti dorongan yang tidak terkendali untuk berhubungan seks, kesusahan karena tidak tersedianya pasangan seksual.
Perilaku seksual kompulsif ini sangat parah sehingga memengaruhi berbagai bagian kehidupan termasuk kesehatan, hubungan, pekerjaan, dll.Gangguan hiperseksual sekarang ditambahkan ke daftar penyakit WHO. Meskipun penyebab pasti di balik kondisi ini masih belum jelas, para ilmuwan percaya bahwa faktor-faktor tertentu seperti ketidakseimbangan neurotransmiter seperti serotonin, dopamin dan norepinefrin, perubahan jalur otak, dan kondisi kesehatan tertentu seperti epilepsi, demensia, dan Parkinson berpotensi menyebabkan gangguan hiperseksual.
Ditambah, akses mudah ke privasi dan konten seksual, meningkatkan risiko Anda menderita kondisi tersebut.
Perawatan hiperseksualitas yang tertunda dapat menyebabkan komplikasi seperti harga diri rendah, depresi, hutang keuangan, HIV, bunuh diri, dll.Kondisi ini dapat didiagnosis sendiri. Jika dorongan seksual memaksa kita untuk menonton film porno, membayar untuk seks, dan memiliki banyak pasangan hampir secara teratur, kita memerlukan bantuan medis.
Jika mengalami gejala-gejala ini, sudah saatnya kita mengunjungi dokter. Untuk memastikan kondisi tersebut, dokter akan melakukan evaluasi psikologisdengan mengajukan pertanyaan tentang kesehatan fisik dan mental, hubungan, pikiran seksual, kompulsi, dll.
Setelah dipastikan bahwa kita menderita gangguan hiperseksual, terapis ungkin akan menyarankan kita untuk pergi melalui terapi dan meresepkan obat-obatan seperti antidepresan, penstabil suasana hati, anti-androgen, dll.
Baca Juga: Viral Suami Ceraikan Istri yang Minta Bercinta 9 Kali Sehari, Termasuk Hiperseks? Ini Kata Pakar
Baca Juga: Pria Suka Vagina yang Sehat dan 'Mengigit', Begini Cara Mendapatkannya
Baca Juga: Manfaat Habbatusauda, Obat Segala Penyakit Menurut Rassulullah SAW
Saat ini, dokter memberikan obat dan terapi kepada pasien gangguan hiperseksual berdasarkan kemungkinan penyebab kondisi tersebut.
Namun, para ilmuwan akhirnya menemukan hormon yang terkait dengan gangguan hiperseksual. Ini pasti akan membuat perawatan lebih mudah.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Epigenetics, hormon yang disebut oksitosin memainkan peran penting dalam gangguan hiperseksual.
Untuk penelitian ini, para ilmuwan mendaftarkan 60 pasien yang menderita gangguan hiperseksual. Juga, 33 orang sehat menjadi sukarelawan dalam penelitian ini.
Tim peneliti kemudian mengukur pola metilasi DNA dalam darah pasien ini dan membandingkan datanya dengan orang sehat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metilasi DNA pada pasien ini terganggu dan microRNA, terutama microRNA-4456 (membungkam gen) kurang diekspresikan.
Khususnya, microRNA menargetkan gen yang bertanggung jawab dalam regulasi hormon oksitosin. Jadi, microRNA yang kurang diekspresikan berarti peningkatan kadar oksitosin dalam darah.
Ini jelas berarti bahwa obat yang menargetkan sekresi oksitosin dapat membantu dalam mengobati gangguan hiperseksual.
Terlepas dari perawatan medis konvensional, ada empat cara untuk mengeloa diri sendiri dengan kondisi ini, yaitu;
Baca Juga: Jarang Berhubungan Intim Bikin Vagina Menciut dan Kering? Cek Faktanya
Baca Juga: Hepatitis Masih Jadi Ancaman, Kenali Tes Apa Saja yang Digunakan Untuk Mendeteksi
1. Fokus pada pemicu Cobalah untuk mencari tahu dan mencatat hal-hal apa saja yang menjadi pemicu perilaku seksual kompulsif. Ini mungkin termasuk beberapa situs web, film, kata-kata erotis tertentu, percakapan, dll.
Setelah memahami faktor-faktor yang menyebabkan dorongan yang tidak terkendali untuk berhubungan intim, cobalah untuk menghindarinya sebisa mungkin.
2. Panggil seseorang yang dekatDapat dipahami bahwa gangguan hiperseksual dapat membuat kita merasa hampir sepanjang waktu tergoda untuk bertindak di tempat tidur.
Tetapi kita perlu fokus pada cara yang mungkin untuk melawan emosi. Setiap kali kita merasa tidak berdaya dalam hal dorongan seksual, dan kita sendirian, ambil bantuan telepon.
Panggil seseorang yang cukup lucu dan dapat mengalihkan perhatian kita untuk sementara waktu. Orang tersebut mungkin orangtua, teman dekat atau teman sesama penderita.
3. Temukan alasan untuk sembuhMengaitkan bahaya gangguan hiperseksual dengan keluarga dan hubungan kita dapat cukup memotivasi untuk menemukan cara untuk segera sembuh. Pikirkan apa yang lebih buruk dapat terjadi pada keluarga jika kita terus kecanduan seks.
Baca Juga: Menuju Single Identity, Begini Cara Ubah NIK Menjadi NPWP Sendiri, BPJS Bakal Menyusul Disatukan?
Baca Juga: Mengalami Iritasi Mata? Coba Cara Alami Ini Untuk Mengobati Mata Kering
4. Cari bantuan medis
Jangan ragu untuk mengunjungi klinik dokter. Kita juga dapat mencari bantuan psikolog. Jangan menunggu terlalu lama membiarkan kondisi ini karena dapat berdampak negatif pada pada kesehatan, hubungan, dan pekerjaan.
Terapis dapat membantu kita menenangkan pikiran dan mengatur hormon yang terkait dengan timbulnya gangguan hiperseksual.
Tenaga medis mungkin juga dapat memperkenalkan kita pada beberapa latihan untuk mengelola stres, cara untuk mengidentifikasi pemicu, dan membangun kembali hubungan kita dengan keluarga. (*)