Karenanya Badan Uni Eropa mengatakan pada Hari Rabu, pihaknya meminta pengembang vaksin AS Novavax untuk memberikan data tambahan tentang risiko efek samping yang terjadi. Novavax tidak memiliki komentar langsung.
Risiko Terinfeksi Covid-19 Lebih Besar
Penting juga kita ketahui, risiko terinfeksi Covid-19 jauh lebih ebsar daripada risiko vaksin Covid-19. Termasuk perdangan jantung.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengungkapkan, orang yang terinfeksi Covid-19 berisiko lebih tinggi mengalami miokarditis.
Dalam penelitian yang diterbitkan pada Jumat lalu, dilansir dari CNBCIndonesia (3/04/2022), CDC menemukan risiko miokarditis, perikarditis, dan sindrom inflamasi multisistem lebih tinggi setelah terinfeksi Covid.
Bahkan risiko lebih tinggi setelah melakukan vaksinasi Pfizer atau Moderna pada pria dan wanita berusia 5 tahun ke atas.
Namun, dikutip dari CNBC Internasional (3/4/2022), CDC juga mengatakan bahwa kondisi jantung ini jarang terjadi setelah terinfeksi Covid-19 maupun vaksinasi.
Sebelumnya, melakukan vaksinasi dengan vaksin Pfizer dan Moderna sering kali dikaitkan dengan peningkatan resiko miokarditis dan perikarditis setelah dosis kedua.
Ini terutama untuk anak laki-laki berusia 12 hingga 17 tahun.
Namun, dalam beberapa penelitian terakhir, CDC menemukan bahwa risiko miokarditis dan perikarditis lebih tinggi setelah terinfeksi Covid daripada setelah vaksinasi.
Hasil penelitian tersebut juga menuliskan bahwa di antara remaja laki-laki, tingkat miokarditis atau perikarditis setelah terinfeksi Covid-19 setidaknya 50 kasus per 100.000 orang, lebih banyak dibandingkan setelah vaksin dosis kedua yang berisiko sebanyak 22 kasus per 100.000 orang.
Sebab, CDC melihat bahwa risiko keseluruhan kondisi jantung setelah terinfeksi Covid naik hingga 5,6 kali lebih tinggi dibandingkan dengan dosis vaksin kedua.
Risikonya meningkat hingga 69 kali lebih tinggi setelah infeksi dibandingkan dengan suntikan pertama.
Jadi jauh lenih baik divaksin Covid-19 daripada tidak. Sudahkah divaksin Covid-19?(*)
Baca Juga: Mentimun Bisa Untuk Makanan Bayi, Kapan Mulai Ditambahkan Pada MPASI?