Find Us On Social Media :

Ada Risiko Peradangan Jantung Bagi yang Disuntik Vaksin Covid-19 Ini

Perdangan jantung akibat vaksin Covid-19 Nuvaxovid.

GridHEALTH.id - Perdangan jantung alias miokarditis, adalah penyakit yang ditandai dengan peradangan pada otot jantung atau miokardium.Jika otot jantung meradang, darah tidak akan terpompa dengan baik sehingga menyebabkan gangguan seperti detak jantung tidak teratur, kesulitan bernapas dan pada tingkat yang lebih berat bisa mengakibatkan pembekuan darah, serangan jantung, stroke, atau kerusakan jantung.

Penyebab peradangan jantung tidak diketahui. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat memicu miokarditis, seperti dilansir dari siloamhospitals.com (8/03/2022) berikut ini:

Virus

Virus merupakan penyebab miokarditis yang paling umum. Beberapa jenis virus diantaranya adalah adenovirus (penyebab flu), herpes simplex virus, echovirus (penyebab infeksi saluran cerna), rubella, HIV dan Epstein-Barr virus (penyebab mononukleosis).

Bakteri

Selain virus, bakteri juga dipercaya sebagai salah satu penyebab miokarditis.

Jenis bakteri yang dapat memicu miokarditis adalah straphylococcus, streptococcus, corynebacterium diphtheriae (penyebab difteri), clostridia, meningococci, dan mycobacteria.

Infeksi jamur

Baca Juga: Afrika Selatan Laporkan Kematian Pertama Warga Setelah Divaksin, Alami Kondisi Ini

Peradangan pada otot jantung dapat disebabkan pula karena munculnya jamur di sekitar jantung.

Jamur yang dapat menyebabkan miokarditis antara lain adalah candida dan aspergillus.

Obat-obatan

Penggunaan obat tanpa anjuran dokter dan penyalahgunaan obat-obatan dapat menyebabkan reaksi alergi dan keracunan yang kemudian dapat memicu miokarditis.

Obat-obat yang dapat menyebabkan miokarditis meliputi obat-obatan kemoterapi, antibiotik seperti penisilin atau sulfonamida dan juga obat-obatan antikejang.

Penyakit autoimun

Miokarditis juga dapat dipicu oleh penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis dan lupus.

Vaksin yang Sebabkan Peradangan Jantung

Selain obat di atas yang bisa memicu peradangan jantung, Badan Obat Eropa (EMA)juga Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS (FDA) menyebut jika vaksin Novavax bisa memicu perdangan jantung.

Baca Juga: Dokter Mata Ingatkan Epidemi Global Miopia pada Anak Akibat Lama Terpapar Layar Gadget

Olegkarenanya EMA merekomendasikan vaksin COVID-19 Novavax memberikan peringatan terhadap dua jenis peradangan jantung.

Menurut EMA, miokarditis dan perikarditi, harus tercantum sebagai efek samping baru dalam informasi produk untuk vaksin Nuvaxovid.

Dermikian halnya dengan FDA, telah menandai risiko peradangan jantung dari vaksin Novavax pada awal Juni lalu, melansir Reuters 3 Agustus.

Memang, melansir VOI.id (4/08/2022), miokarditis dan perikarditis sebelumnya diidentifikasi sebagai efek samping yang jarang.

Kasusunya ditemui pada pria muda, dengan sebagian besar dari mereka yang terkena pulih sepenuhnya.

Karenanya Badan Uni Eropa mengatakan pada Hari Rabu, pihaknya meminta pengembang vaksin AS Novavax untuk memberikan data tambahan tentang risiko efek samping yang terjadi. Novavax tidak memiliki komentar langsung.

Risiko Terinfeksi Covid-19 Lebih Besar

Penting juga kita ketahui, risiko terinfeksi Covid-19 jauh lebih ebsar daripada risiko vaksin Covid-19. Termasuk perdangan jantung.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengungkapkan, orang yang terinfeksi Covid-19 berisiko lebih tinggi mengalami miokarditis.

Baca Juga: Cacar Monyet, Apa Yang Terjadi Saat Kita Terjangkit Virus? Kapan Sembuhnya? dan Sederet Pertanyaan Lain Tentang Penyakit Infeksi Menular Ini

Dalam penelitian yang diterbitkan pada Jumat lalu, dilansir dari CNBCIndonesia (3/04/2022), CDC menemukan risiko miokarditis, perikarditis, dan sindrom inflamasi multisistem lebih tinggi setelah terinfeksi Covid.

Bahkan risiko lebih tinggi setelah melakukan vaksinasi Pfizer atau Moderna pada pria dan wanita berusia 5 tahun ke atas.

Namun, dikutip dari CNBC Internasional (3/4/2022), CDC juga mengatakan bahwa kondisi jantung ini jarang terjadi setelah terinfeksi Covid-19 maupun vaksinasi.

Sebelumnya, melakukan vaksinasi dengan vaksin Pfizer dan Moderna sering kali dikaitkan dengan peningkatan resiko miokarditis dan perikarditis setelah dosis kedua.

Ini terutama untuk anak laki-laki berusia 12 hingga 17 tahun.

Namun, dalam beberapa penelitian terakhir, CDC menemukan bahwa risiko miokarditis dan perikarditis lebih tinggi setelah terinfeksi Covid daripada setelah vaksinasi.

Hasil penelitian tersebut juga menuliskan bahwa di antara remaja laki-laki, tingkat miokarditis atau perikarditis setelah terinfeksi Covid-19 setidaknya 50 kasus per 100.000 orang, lebih banyak dibandingkan setelah vaksin dosis kedua yang berisiko sebanyak 22 kasus per 100.000 orang.

Sebab, CDC melihat bahwa risiko keseluruhan kondisi jantung setelah terinfeksi Covid naik hingga 5,6 kali lebih tinggi dibandingkan dengan dosis vaksin kedua.

Risikonya meningkat hingga 69 kali lebih tinggi setelah infeksi dibandingkan dengan suntikan pertama.

Jadi jauh lenih baik divaksin Covid-19 daripada tidak. Sudahkah divaksin Covid-19?(*)

Baca Juga: Mentimun Bisa Untuk Makanan Bayi, Kapan Mulai Ditambahkan Pada MPASI?