GridHEALTH.id - Sistem imun adalah sistem daya tahan tubuh terhadap serangan zat asing yang terpapar ke tubuh kita.
Zat asing tersebut bisa berasal dari luar maupun dalam tubuh sendiri. Contoh, yang berasal dari luar tubuh (eksogen) misalnya bakteri, virus, parasit, jamur, debu, dan serbuk sari.
Sedangkan yang dari dalam tubuh dapat berupa sel-sel mati atau sel-sel yang berubah bentuk dan fungsinya.
Zat asing tersebut disebut imunogen atau antigen.Apabila imunogen terpapar ke tubuh kita, maka tubuh kita akan meresponnya dengan membentuk respon imun dari sistem imun.
Nha, sistem imun secara harfiah merupakan sistem pertahanan diri yang menguntungkan, tetapi dalam kondisi tertentu dapat menimbulkan keadaan yang merugikan.Untuk diketahui, melansir farmasi.ugm.ac.id (16/08/2020) respon imun terbagi menjadi 2 fase;
* Fase respon imun alami (innate imunity)
* Fase respon imun adaptif (adaptive immunity.
Baca Juga: Healthy Move, Melakukan Tricep Kickback dengan Benar Agar Lengan Kuat dan Kencang
Respon imun alami akan terjadi pada awal terpaparnya imunogen ke tubuh kita. Apabila sistem imun alami ini bisa mempertahankan tubuh dari serangan imunogen, maka kita tidak akan menderita sakit (fase pertama).
Sebaliknya, apabila sistem imun alami tidak bisa mempertahankan terhadap serangan imunogen, maka kita akan sakit/terinfeksi (fase kedua).Sel-sel tubuh yang bertugas dalam sistem imun (sel-sel sistem imun) adalah kelompok sel-sel darah putih (leukosit).
Dalam menjalankan tugasnya sel-sel leukosit ini terbagi menjadi 2 kelompok:
* Kelompok pertama berperan dalam sistem imun alami, antara lain sel makrofag, sel neutrofil, sel eosinofil, dan sel dendritik; yang disebut sel APC (antigen presenting cells).
Sel-sel APC merupakan sel yang bertugas mengenali dan mengolah imunogen, yang nantinya akan diserahkan ke sel-sel yang berperan dalam respon imun adaptif.
Selain sel APC, ada sel NK (natural killer) yang berperan dalam respon imun alami.
* Kelompok sel kedua merupakan sel-sel yang berperan dalam respon imun adaptif, yaitu sel limfosit B (yang menghasilkan antibodi) dan sel limfosit T yang berperan menghasilkan sitokin.
Sitokin ini akan mengaktifkan sel-sel yang berperan dalam sistem imun untuk lebih aktif dalam mempertahankan tubuh terhadap serangan mikroba yang sifat infektifnya tinggi, seperti bakteri gram negatif, bakteri gram positif, dan virus.
Baca Juga: Mengenal Penyakit Autoimun Langka Vaskulitis, Penyebab Asthon Kutcher Lumpuh
Karena begitu pentingnya sistim imunitas, maka kita perlu selalu menjaganya supaya tetap optimal.
Ciri jika sistim imun kita sedang drop atau sistim imun kita lemah, mengutip Oak Wellness, adalah sebagai berikut:1. Kerap merasa lelahJika tetiba merasa lelah padahal sudah melakukan pola hidup fit dan sehat, bisa jadi imunita sedang turun.
Misal, tengah hari, badan terasa lelah dan sangat kekurangan energi, meski sudah tidur sepertinya tidak membantu. 2. Mudah pilek atau batukNormal bagi orang dewasa untuk mengalami 2-3 kali pilek atau infeksi dalam setahun. Tetapi, jika Anda terus-menerus masuk angin atau pilek yang tidak kunjung sembuh, itu adalah tanda yang jelas bahwa sistem kekebalan kamu sedang berjuang untuk mengimbanginya.3. Tetiba stres level tinggiKetahuilah, semakin tinggi stres dalam hidup, maka semakin besar tanda sistem imun lemah.
Hal ini terjadi karena, pelepasan hormon stres Kortisol kronis dan jangka panjang, menurunkan respons sel T limfosit kita. Limfosit ini (sel darah putih) adalah pejuang utama infeksi di tubuh Anda. "Stres menurunkan limfosit tubuh, sel darah putih yang membantu melawan infeksi. Semakin rendah kadar limfosit Anda, semakin Anda berisiko terkena virus seperti flu biasa," jelas Nadia Hasan, DO, seorang dokter Ilmu Penyakit Dalam di Delancey.4. Sering mengalami gangguan pencernaanUsus (mikroorganisme usus) memainkan peran besar dalam mengatur keseimbangan imun secara keseluruhan.
Mikroorganisme sehat membantu melindungi usus terhadap infeksi dengan mengirimkan sinyal yang diperlukan ke sistem imun tubuh terutama sel darah putih.Jika mengalami gangguan pencernaan yang sering, itu bisa menjadi tanda sistem imun lemah. 5. Luka lama atau lambat sembuhSistem imun memainkan peran sentral dalam penyembuhan luka kulit. Semua proses dalam penyembuhan luka bergantung pada berbagai sel imun dan sel mediator.Proses penyembuhan ini tergantung pada sel-sel kekebalan tubuh yang sehat. Tetapi jika sistem kekebalan lemah, kulit tidak dapat beregenerasi dan sulit disembuhkan.
Baca Juga: Menkes Sebut Vaksinasi Booster Dapat Mencegah Lansia dari Kematian, Cakupan di Jawa Masih Rendah
6. Otot dan sendi sering sakitNyeri sendi dan otot kronis sangat terkait dengan tanda sistem imun lemah. Ketika sistem imun harus melawan infeksi, ia menghasilkan banyak bahan kimia inflamasi dan sel darah putih.Pada tahap awal, jumlah monosit, kelompok sel lain dari sel darah putih, menjadi tinggi. Namun, ketika sistem imun melemah dan peradangan berlanjut, monosit ini terkuras. Monosit berfungsi mengatur sistem imun tubuh.Seiring waktu, tubuh bergerak ke keadaan nyeri kronis dan persendian menjadi meradang kronis dengan pembengkakan diikuti rasa sakit dan nyeri parah.7. Selalu mengalami masalah kulitTanda sistem imun lemah juga dapat terlihat dengan seringnya ruam kulit, peradangan, infeksi, atau kulit kering. Sebab, kulit adalah penghalang pertama tubuh dari infeksi.
Jaringan kulit kita mengandung senyawa lemak yang disebut lipid. Lipid ini membantu menciptakan penghalang yang mencegah air meninggalkan kulit dan mencegah iritasi serta organisme yang tidak diinginkan masuk ke dalamnya.Ketika infeksi sudah terjadi, lipid tidak dapat bekerja secara efisien. Akibatnya, beberapa kondisi kulit dapat menjadi tanda sistem imun lemah.
Tanda sistem imun lemah yang dapat terlihat dari kondisi kulit, misalnya kulit kering dan pecah-pecah.(*)
Baca Juga: Vitamin D Nutrisi Baru yang Mengagumkan, Percayalah Ini Semua Akan Kita Dapatkan