Namun diantara banyak senyawa tersebut, penelitian tentang aktivitas biologis dari propolis lebih mengarah kepada kandungan senyawa flavonoid dan fenolik yang cukup tinggi.
Baca Juga: Anak SD Trauma Gegara Guru Asal Potong Rambut Tanpa Izin Orangtua, Tak MaauSekolah Lagi
Senyawa flavonoid dan fenolik yang umumnya ada dalam propolis berupa krisin, galangin, pinostrobin, pinobanksin, dan pinocembrin (kandungan utama).
Kandungan utama senyawa dalam propolis sangat bervariasi karena dipengaruhi faktor asal sarang lebah, lokasi, dan musim.
Propolis yang bersal dari daerah yang berbeda memiliki kandungan kimia yang berbeda yang salahsatunya terlihat dari warnanya yang berbeda antara satu dengan yang lain (hijau, merah atau coklat).
Variasi inilah yang menyebabkan sulitnya mengekstrapolasikan klaim manfaat kesehatan dari propolis.Berkaitan dengan potensi propolis dalam mencegah infeksi SARS-Cov-2, maka propolis memiliki beberapa aktivitas yang relavan.
* Pertama, adalah aktivitas imunostimulan. Aktivitas imunostimulan dari propolis sudah banyak diteliti dan dipublikasikan di banyak jurnal.
Aktivasi sistem imun oleh propolis diharapkan mampu melindungi seseorang dari infeksi virus atau meningkatkan sistem kekebalan tubuh seseorang sehingga tidak mudah sakit atau menderita keparahan ketika infeksi datang.
* Kedua, propolis juga memiliki aktivitas antivirus dengan mencegah replikasi beberapa virus, termasuk virus tipe korona seperti virus influenza.
Bahkan propolis memiliki aktivitas virusidal dengan merusak “amplop” virus HSV dan VSV.
Baca Juga: Healthy Move, Melakukan Tricep Kickback dengan Benar Agar Lengan Kuat dan Kencang
* Ketiga, aktivitas propolis sebagai agen antiiflamasi. Walaupun ada penelitian yang menunjukkan bahwa propolis ada kecenderungan meningkatkan ekspresi mediator inflamasi IL-6, namun mayoritas hasil penelitian menunjukkan bahwa propolis memiliki efek antiinflamasi dengan menurunkan ekspresi sitokin IL-6 dan sitokin proinflamasi yang lain.