Find Us On Social Media :

Menkes Budi; Virus Langya Masih Terlalu Dini Untuk Indonesia, Masih di Timur China

Virus langya, virus baru dari Cina memiliki gejala demam, namun masih dianggap terlalu dini di Indonesia.

GridHEALTH.id - Sebuah virus baru kembali ditemukan di Cina setelah melaporkan 35 orang di Cina bagian Timur dinyatakan terinfeksi sebuah virus baru.

Penelitian lebih lanjut masih dilakukan oleh pemerintah Cina dan peneliti dari berbagai negara di dunia terhadap virus ini.

Virus ini dikenal dengan sebutan virus langya, sebuah virus yang diyakini juga berasal dari hewan pengerat, tikus.

Hingga saat ini, WHO sebagai salah satu organisasi kesehatan dunia masih belum mengeluarkan pernyataan apapun terkait kemunculan virus langya ini.

Begitupun dengan pemerintah Indonesia, Menkes Budi Gunadi menjawab masyarakat Indonesia tidak perlu terlalu panik dalam menghadapi virus langya ini.

Selain karena penyebarannya yang masih berada di sekitar bagian timur Cina, juga karena dari WHO sendiri belum mengeluarkan pernyataan resmi apapun tentang virus langya.

Ditemui dalam acara peluncuran buku vaksinasi Covid-19 pada hari Kamis lalu (11/08/2022) oleh GridHEALTH.id, Menkes Budi Gunadi mengakui Indonesia masih dalam tahap mempelajari lebih lanjut terkait virus langya ini.

"Virus yang dari Cina, kita sedang pelajari karena baru keluar ya," kata Menkes Budi.

Lebih lanjut Menkes Budi menyebutkan bahwa virus langya ini masih terlalu dini untuk dijadikan penyakit global, karena masih perlu penelitian lebih lanjut.

"Karena belum masuk ini-nya WHO (klasifikasi penyakit), WHO kan kalau masuk jadi variant under monitoring, kemudian masuk variant of interest, dan kemudian baru variant of concern," Menkes Budi menjelaskan lebih lanjut terkait virus langya.

Seperti yang sudah dinyatakan oleh Menkes Budi, WHO sendiri dalam menetapkan sebuah penyakit global membutuhkan berbagai tahapan, secara umum dibagi menjadi ketiga tahapan tersebut.

Baca Juga: Virus Langya, Virus Baru yang Kembali Terdeteksi di Cina dan Lagi-lagi Diduga Dari Hewan Pengerat, Tikus

Seteleh sebuah penyakit memasuki tahap dan kategori varian of concern, maka WHO akan meminta pengawasan lebih dari setiap negara terhadap sebuah penyakit.

Virus langya sendiri, hingga saat ini masih belum masuk kategori variant under monitoring sehingga bisa dikatakan virus ini belum menjadi perhatian masyarakat dunia.

"Nah sekarang ini (virus langya) belum masuk variant under monitoring, jadi masih sangat dini," tegas Menkes Budi pada Kamis lalu (11/08/2022).

Sebagai informasi tambahan, virus langya disebut juga dengan langya henipavirus (LayV) yang termasuk ke dalam salah satu jenis penyakit zoonosis.

Virus ini masih masuk ke dalam keluarga Henipavirus yang satu spesies dengan dua virus lainnya yang sudah muncul, virus hendra dan nipah.

Untuk virus yang berasal dari Henipavirus sendiri, WHO telah menetapkan sebagai ancaman tingkat keempat untuk keamanan hayati.

Akan tetapi khusus untuk virus langya masih diperlukan penelitian lebih lanjut.

Beberapa gejala umum yang teridentifikasi dari setiap pasien yang dinyatakan positif virus langya ini adalah demam, sakit kepala, kelelahan, batuk, mual dan muntah, sesak napas, nyeri otot, dan kehilangan nafsu makan.

Dari 35 orang pasien yang teridentifikasi virus langya ini hanya ada sembilan orang yang tidak menunjukkan gejala.

Hingga saat ini belum ada kasus positif virus langya yang ditularkan dari manusia ke manusia.

Namun CDC sendiri telah memperingatkan khawatir virus langya ini bisa berubah menjadi wabah jika ditemukan penyebaran dari manusia ke manusia.(*)

Baca Juga: Virus Langya Terdeteksi di 3 Hewan Ini yang dekat dengan Manusia