Baca Juga: Home Remedies, Pengobatan Alami Atasi Kurap dengan 5 Bahan Alami Ini
Baca Juga: Setelah AS, Kini Kanada Izinkan Vaksin Moderna Untuk Usia 5 Tahun Kebawah
Anggrijono juga mengatakan bahwa bakteri dan jamur yang ada di baju bekas impor tidak dapat hilang meskipun sudah dicuci berkali-kali.
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan di Balai Pengujian Mutu Barang, sampel pakaian bekas yang telah diamankan tersebut terbukti mengandung jamur kapang.
Cemaran jamur kapang berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan, seperti gatal-gatal dan reaksi alergi pada kulit, efek beracun iritasi, dan infeksi karena pakaian tersebut melekat langsung pada tubuh.
"Kita mengedukasi masyarakat dan konsumen bahwa hasil pengecekan lab terhadap pakaian bekas mengandung jamur dan bakteri. Sudah kita cuci berkali-kali pun, ini orang lab yang bilang, ini sudah dicuci 3-4 kali, masih ditemukan jamur dan bakteri? Masih," tuturnya.
Oleh sebab itu, pihaknya memastikan akan terus mengawasi pergudangan dan menindak barang-barang ilegal termasuk impor pakaian bekas.
"Tetapi juga akan mengedukasi masyarakat agar tidak menggunakan barang-barang bekas yang dari antah berantah luar negeri," terangnya.
Baca Juga: Asam Urat Tinggi Munculkan Gangguan Penyakit, Nyeri Sendi Hingga Diabetes
Infeksi jamur kulit biasanya terjadi di area kulit yang lembap, seperti pada lipatan kulit, misalnya ketiak, sela-sela jari, atau area intim dan lipat paha.
Jamur merupakan organisme yang bisa hidup di air, tanah, udara, atau bahkan di tubuh manusia. Sebagian jamur tidak berbahaya bagi manusia, tetapi sebagian lainnya dapat berkembang biak lebih cepat di tubuh manusia dan menyebabkan infeksi.
Meski bukan kondisi yang serius, seseorang yang mengalami gejala infeksi jamur kulit perlu memeriksakan dirinya ke dokter. Karena ada jenis penyakit jamur yang menular seperti panu dan kurap. Hal tersebut untuk mencegah penyebaran jamur ke bagian tubuh lain dan orang lain. (*)