GridHEALTH.id – Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi meminta masyarakat untuk tidak panik setelah satu kasus cacar monyet terkonfirmasi di DKI Jakarta.
Pasalnya fatalitas atau tingkat kematian penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus monkeypox ini, terbilang sangat rendah.
Sejak mewabah di berbagai negara pada Mei lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 12 orang yang meninggal dunia.
Budi Gunadi juga mengatakan, kematian pasien cacar monyet bukan sepenuhnya disebabkan oleh penyakit tersebut, tapi karean infeksi lain.
“Fatalitasnya sangat rendah. Meninggalnya bukan karena virusnya, karena di kulit enggak bisa bikin meninggal. Biasanya meninggal karena secondary infection,” kata Budi Gunadi, dikutip dari Kompas.com, Senin (22/8/2022).
Apa yang dimaksud infeksi kedua? Menurutnya, infeksi kedua adalah kondisi saat bakteri menyebabkan infeksi di paru-paru, yang bisa terjadi ketika pasien menggaruk ruamnya.
“Garuk-garuk segala macam, masuk ke ini (tenggorokan). Kemudian kena infeksi bakteri di paru. Infeksinya biasanya pneumonia atau nanti infeksinya masuk ke infeksi meningitis di otak oleh bakteri. Tapi meninggalnya bukan gara-gara infeksi di kulit,” jelasnya.
Pesan senada juga disampaikan oleh Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) melalui Satgas Monkeypox, yang meminta agar masyarakat tetap tenang saat menghadapi cacar monyet.
Dalam upaya pencegahan cacar monyet semakin meluas, masyarakat diminta untuk selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Ketua Satgas Monkeypox dr Hanny Nilasari, SpKK, juga berpesan agar siapapun yang mengalami gejala cacar monyet, untuk tidak ragu memeriksakan diri.
“Bagi yang merasa bergejala dapat segera berobat menemui dokter terdekat,” ujar Hanny, dikutip dari GridHEALTH.id, Minggu (21/08/2022).
Kelompok rentan seperti pemilik penyakit komorbid berat hingga autoimun, juga menjadi perhatian karena berisiko mengalami kondisi yang berat bila terkena cacar monyet.
Baca Juga: Jangan Keliru, Ini Beda Ruam Cacar Monyet dan Penyakit Kulit Lainnya
“Mengingatkan ke seluruh masyarakat, agar selalu meningkatkan atau menjaga PHBS atau dan meningkatkan protokol kesehatan,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril.
Dia menambahkan, “Nah protokol kesehatan bukan hanya untuk Covid-19, tapi juga untuk seluruh penyakit menular. Dengan protokol kesehatan yang kita lakukan akan mencegah penularan dari seseorang kepada kita, terutama monkeypox ini, karena utama sekali penularan monkeypox ini melalui kontak langsung kepada penderita.”
Cara penularan cacar monyet
Dilansir dari laman b2p2vrp.litbang.kemkes.go.id, cacar monyet dapat menular antar sesame manusia melalui kontak langsung.
Misalnya saja dengan menyentuh luka infeksi, koreng, atau cairan tubuh dari pasien cacar monyet.
Tak hanya itu, cacar monyet pun juga bisa menular melalui droplet pernapasan. Penularan dapat terjadi apabila seseorang melakukan kontak dalam jangka waktu yang panjang dengan pasien.
Mencegah cacar monyet
Agar terlindungi dari cacar monyet, tentunya harus menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari seperti berikut:
* Tidak berdekatan dengan pasien yang sedang terinfeksi cacar monyet.
* Setelah melakukan kontak dengan pasien cacar monyet, segera bersihkan tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir.
* Saat harus merawat anggota keluarga yang terinfeksi, gunakan alat pelindung diri (APD). (*)
Baca Juga: Hindari Stigmasi Terhadap Suatu Negara, WHO Ganti Nama 2 Clade Virus Cacar Monyet, Ini Nama Barunya