Find Us On Social Media :

Setuju Dengan MUI, Prof Zubairi Djoerban Memilih Setia pada Pasangan Sebagai Pencegahan HIV Ketimbang Poligami

Setia pada pasangan bagi pakar menjadi cara efektif cegah penyebaran HIV/AIDS.

GridHEALTH.id - Maraknya berita mengenai kasus HIV yang ditemukan dalam jumlah banyak pada masyarakat Bandung, membuat masyarakat terkejut.

Provinsi Jawa Barat pun menjadi sorotan karena menjadi provinsi dengan kasus penemuan HIV yang tinggi.

Lebih lanjut, Wagub Jabar menyebutkan poligami dengan syarat bisa menjadi langkah pencegahan, namun di lain sisi MUI menolak pernyataan ini dan pakar lebih memilih setia pada pasangan.

Sebelumnya, menanggapi banyak berita yang beredar mengenai jumlah kasus HIV di Jawa Barat, Wagub Jawa Barat mengatakan, "Daripada seolah-olah suami tidak suka begitu, tapi akhirnya kena (HIV/AIDS) ke istrinya sendiri, toh agama juga memberikan lampu hijau. Asalkan siap adil, kenapa tidak?"

Menanggapi berita ini, Ketua MUI Jabar lebih menyarankan pemerintah Jabar untuk mendampingi ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) dibandingkan mengusulkan poligami.

Di lain sisi, Prof. dr. Zubairi Djoerban, Pakar Kesehatan sekaligus anggota dari PB IDI mengusulkan setia sebagai langkah pencegahan penyebaran HIV.

"Jadi banyak sekali ibu rumah tangga yang terinfeksi dari suaminya, sebagian besar terinfeksi dari suami," kata Prof Zubairi mengakui jumlah kasus HIV yang banyak diderita oleh para istri.

Lebih lanjut Prof Zubairi menjelaskan,"Pada prinsipnya penularan kan macam-macam, intinya adalah kalau yang (penyebaran HIV secara) seksual, kalau saya menikah dengan satu perempuan tidak ada hubungan seks dengan yg lain, itu risiko penularan bisa dikatakan nol."

Setia bisa menjadi salah satu langkah pencegahan penyebaran HIV dengan efektif pada pasangan rumah tangga, ketimbang poligami.

"Jadi poligami kalah, artinya semuanya setia pada pasangan, yang poligami maupun monogami ya tidak tertular," ujar Porf Zubairi saat ditemui langsung di Gedung PB IDI Dr R Soeharto, Jakarta Pusat, pada hari ini (29/08/2022).

Salah satu langkah pencegahan yang efektif dari setia pada pasangan bahkan tidak hanya dikhususkan bagi pasangan poligami, tentunya juga dengan pasangan monogami.

Baca Juga: Poligami Solusi Menekan Angka Infeksi HIV AIDS di Kota Bandung dari Wagub Jabar, MUI Tidak Sependapat

"Tidak hanya poligami namun monogami, hubungan seksual dengan satu orang saja tentu tidak terjadi penularan kalau dua-duanya setia. Artinya yg terbaik tentu hubungan dalam pernikahan," lanjut Prof Zubairi dalam menyampaikan pandangannya terkait penyebaran HIV yang meluas.

Meskipun Prof. Zubairi juga menyebutkan penyebaran HIV tidak hanya melalui perilaku seksual, tetapi juga ada banyak macam penularan.

Penularan HIV sesuai dengan yang dipaparkan Prof Zubairi diantaranya bisa melalui narkotika, ibu yang menginfeksi bayinya, transfusi darah, penggunaan jarum suntik, dan lainnya.

Prof. Zubairi juga menghimbau kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati lagi, mengingat ada penyakit menular lainnya yang memiliki kemungkinan untuk menular lewat seksual, seperti cacar monyet.

Hal yang penting dari penanganan HIV adalah minum obat yang teratur sehingga daya tahan tubuh tinggi dan penderita HIV tetap kuat menghadapi risiko Covid-19 dan cacar monyet.

Kata Prof Zubairi menyebut sangat mungkin penderita HIV terkena penyakit virus lainnya, "HIV karena daya tahan (tubuh) rendah, terjadi macam-macam penyakit termasuk juga lebih mudah terkena cacar monyet, dan kalau tidak minum obat (saat) terkena Covid menjadi berat."

"Namun, kalau yang minum obat teratur, banyak pasien dengan HIV/AIDS terkena Covid sehat banget, sehingga virus amat minim dan kondisi kesehatannya amat baik," ucap Prof Zubairi kembali mengingatkan untuk tidak perlu khawatir berlebih.

Kondisi penyebaran HIV sendiri di Indonesia menurut Prof Zubairi sudah tidak segawat dahulu, karena pasien dapat tetap produktif dan baik-baik saja asalkan menjalankan pengobatan secara teratur dan benar. 

"Jadi intinya HIV/AIDS bisa dikontrol, Anda minum obat teratur maka Anda tidak lagi sakit, tidak rawat inap, bisa menikah punya anak dan anaknya tidak tertular, HIV/AIDS sekarang manageable dan tata laksana dengan baik," tutup Prof. Zubairi.

Ditambah lagi saat ini pemerintah telah menyediakan obat untuk HIV/AIDS secara gratis, sehingga masyarakat diminta untuk memanfaatkannya dan jangan sampai putus obat.

Berbeda jauh dengan penderita yang putus obat dan harus mendapatkan obat lini dua agar lebih mempan, sehingga harus membeli sendiri di luar negeri seperti Bangkok yang harganya bisa mencapai 20-30 juta per bulan.(*)

Baca Juga: Kronologi dan Penjelasan Dokter Erlina Burhan Prihal Pria yang Terinfeksi Cacar Monyet, Covid-19, dan HIV Sekaligus