Find Us On Social Media :

Waspada, Hipertensi Bisa Merusak Otak yang Berujung Pada Stroke

Bahaya hipertensi yang tidak dikendalikan bisa menyebabkan stroke.

Baca Juga: 5 Tips Untuk Mencegah Stroke, Penyebab Kematian Ketiga di Dunia

Baca Juga: Kenali Gejala Sariawan di Tenggorokan dan Cara Cepat Mengatasinya

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2018menunjukkan prevalensi Hipertensi 34,31% dan hanya 8,8% yang terdiagnosis, 13% yangtidak minum obat, serta 32,3% yang minum obat namun tidak teratur.

Kondisi ini hampir sama dengan hasil survei yang dilakukan oleh Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PERHI), di mana tekanan darah tidak terkontrol pada 2017 menunjukkan 62,8% (di daerah urban) danpada 2018 mencapai hingga 78% (mencakup daerah urban dan rural).

Hipertensi sendiri merupakan penyakit kronik yang tidak bisa disembuhkan. Jika tekanandarah seseorang sudah mencapai target bukan berarti dia sembuh, tapi terkontrol.

Kalau sudah terkontrol maka diharapkan bisa menghindari komplikasinya, salah satunya kerusakan otak seperti stroke.

Sayangnya, banyak orang tidak mengetahui bahwa dirinya telah menderita tekanan darah tinggi karena seringkali tidak adanya gejala.

Sering sekali seseorang terserang Stroke tiba-tiba karena hipertensinya, tetapi si penderita tidak pernah tahu bahwa dirinya memiliki hipertensi. Oleh karenanya, hipertensi sering disebut sebagai pembunuh senyap atau “silent killer”.

Penyakit Stroke sendiri merupakan penyebab kematian kedua dan penyebab disabilitasketiga di dunia.

Pada 2021, secara global, diperkirakan 1 di antara 4 orang dewasa berusia di atas 25 tahun pernah mengalami stroke. Diperkirakan 13,7 juta penduduk dunia mengalami stroke pertama pada tahun tersebut dan lebih dari 5,5 juta meninggal.

“Dari segi beban ekonomi untuk Indonesia, Hipertensi merupakan salah satu penyakit katastropik dan menyerap anggaran BPJS yang cukup besar.