Find Us On Social Media :

Kembali Terjadi di Jabar, Kasus HIV AIDS; 6 Anak di Cianjur Meninggal Akibat Tertular dari Orangtua

Anak dengan HIV/AIDS yang tidak minum obat secara teratur, berisiko mengalami kondisi yang serius.

ARV biasanya akan segera diberikan oleh dokter, ketika seorang pasien telah didiagnosis mengidap HIV.

Oleh karena itu, ibu hamil pengidap HIV/AIDS perlu rutin mengonsumsi obat ini. Bila tidak, terdapat risiko penularan yang besar.

“Karena tidak minum obat antiretroviral atau minum tapi putus, maka virus dalam tubuh si ibu meningkat pada waktu melahirkan terjadi penularan dari ibu ke bayi,” jelasnya.

Bisakah anak dengan HIV/AIDS diobati?

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa anak yang terinfeksi dapat mengonsumsi obat untuk menguatkan sistem imunnya dan mengurangi risiko penularan.

Hanya saja, terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan anak putus obat seperti tidak termotivasi atau orangtua yang kurang menjelaskan perihal tersebut kepada buah hati.

“Jika putus obat, bisa terjadi kegawatan dan meninggal karena HIV,” tutupnya.

Obat ARV yang digunakan oleh orang dewasa dan anak-anak sama. Hanya saja, dosisnya dibedakan sesuai dengan usianya.

Ketua Satgas HIV IDAI, dr Endah Cittraresmi, SpA(K), anak dengan HIV perlu meminum obat seumur hidup. Dengan begitu, si kecil akan mempunyai kualitas hidup yang baik dan mengurangi risiko serius.

“Sampai saat ini baik anak maupun dewasa tidak ada kata sembuh, tetapi kita berikan obat untuk menekan replikasi virus, sehingga dia bisa terbebas dari berbagai infeksi, pertumbuhan dan perkembangan baik, sehingga bisa bersekolah dan nantinya kuliah dan bahkan nanti bekerja di kemudian hari,” jelasnya dikutip dari GridHEALTH.id, Jumat (2/9/2022).

Pemantauan perlu dilakukan untuk memastikan anak mengonsumsi obat secara rutin. Skrining pada ibu hamil dan orang-orang di sekitar yang terinfeksi HIV/AIDS, juga bisa dilakukan untuk mencegah penularan. (*)

Baca Juga: Anak Terinfeksi HIV Sangat Mungkin Diobati, Mau Tahu Caranya? Klik di Sini