GridHEALTH.id - Aktivitas fisik secara teratur adalah salah satu hal terbaik yang dapat kita lakukan untuk kesehatan jantung .
Meningkatkan aktivitas fisik dari hanya 10 menit sehari menjadi 30 hingga 45 menit sehari yang direkomendasikan WHO, lima hari atau lebih dalam seminggu dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung dan serangan jantung.
Itu juga dapat mencegah dan mengelola banyak kondisi dan penyakit, termasuk beberapa jenis kanker, diabetes tipe 2 dan depresi.
Apa sebenarnya 'aktivitas fisik' itu?
- Aktivitas fisik – Tindakan sehari-hari, seperti berjalan ke toko, naik tangga, turun dari transportasi umum dan berjalan ke tujuan.
- Latihan – Kegiatan dan olahraga terorganisir, seperti berenang, bersepeda, yoga, dan kelompok jalan kaki (misalnya, Program Jalan Kaki Yayasan Jantung).Kita dapat meningkatkan aktivitas fisik harian kita tanpa bergabung dengan gym atau bahkan berkeringat. Kabar baiknya adalah kita dapat melakukan lebih banyak aktivitas yang kita nikmati setiap hari, seperti berjalan kaki.
Mengapa aktivitas fisik dan olahraga baik untuk jantung? Membangun aktivitas fisik ke tingkat yang disarankan memiliki banyak manfaat.
Dengan membuat jantung bekerja sedikit lebih keras, kita dapat mengurangi risiko penyakit jantung hingga sepertiga, terlepas dari usia, jenis kelamin, pendapatan, atau di mana Anda tinggal.Bagaimana aktivitas fisik membantu tubuh kita? Aktivitas fisik adalah obat yang baik. Ini dapat membantu mengurangi faktor risiko penyakit jantung, seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol.
Jika memiliki penyakit jantung, aktivitas fisik dapat membantu kita mengelola kondisi tersebut.
Peningkatan aktivitas dapat membantu kita mengelola berat badan, yang juga memiliki banyak manfaat termasuk menurunkan risiko diabetes tipe 2 dan beberapa jenis kanker. Menjadi berat badan yang sehat juga mengurangi faktor risiko penyakit jantung.
Baca Juga: Healthy Move, Dua-duanya Baik Untuk Kesehatan, Ini Bedanya Olahraga dengan Aktivitas Fisik
Baca Juga: Perlombaan Memproduksi Vaksin Cacar Monyet Bisa Mengulangi Kesalahan Bencana Covid-19, WHO