Implementasi intervensi non-farmakologis kesehatan masyarakat yang ketat yang menargetkan COVID-19 telah dipuji atas keberhasilan ini.
Namun demikian, kekhawatiran telah dikemukakan tentang potensi epidemi RSV yang lebih parah di masa depan, karena apa yang disebut Immunity Debt, sebuah istilah yang diusulkan untuk menggambarkan kurangnya kekebalan protektif yang timbul dari periode paparan rendah yang lama terhadap patogen tertentu, meninggalkan proporsi yang lebih besar dari populasi yang rentan terhadap penyakit.
Immunity Debt ini menjadi perhatian khusus untuk RSV, di mana kekebalan sementara diperoleh melalui paparan virus dan antibodi ibu berkurang dengan cepat; tanpa paparan musiman, kekebalan menurun dan kerentanan terhadap masa depan, dan berpotensi lebih parah, infeksi meningkat.
Dokter di Taiwan MengingatkanKarenanya, melansir id.rti.org.tw (14/08/2022), dokter di Taiwan mengingatkan kepada para orang tua, jika mendapati anak mereka berada dalam kondisi demam tinggi, maka bukan berarti terpapar COVID-19.
Baca Juga: Wajib Tahu! Berikut Ini Gejala Asam Urat Tinggi Selain Nyeri Lutut, Jangan Dibiarkan
Sebab kemungkinan mereka tertular virus lain, salah satunya adalah enterovirus.
Apa yang disebutkan diatas benar adanya. Kini di Taiwan, banyak warga yang mengantre di klinik.
Dokter menyebutnya ini sebagai fenomena "immunity debt".Dokter Anak-Anak, Lin Yung-zen (林應然) mengatakan, “Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, masa liburan musim panas tahun ini, (pasien flu) sedikit lebih banyak, 10% hingga 20%. Ini adalah fenomena yang kita sebut sebagai "immunity debt".Tingkat kekebalan manusia terhadap virus COVID-19 meningkat drastis, tetapi tidak terhadap virus flu biasa atau enterovirus.
Baca Juga: Bahaya Tren Sleepover Date, Penyakit Seksual Hingga Gangguan Psikologis
Chen Chang-yu (陳昶宇) mengatakan, “Jika tubuh jarang bersinggungan dengan patogen virus ini, dan saat tubuh menerima patogen ini, maka perlu untuk kembali."Karenanya orangtua diingatkan untuk lebih memperhatikan kondisi kesehatan anak mereka.
Jika mendapati anak menderita demam, maka itu belum tentu akibat COVID-19. Bisa jadi terpapar virus lain, misal enterovirus atau flu umum.Bagaimana cara menghindari terpapar enterovirus?
Menjaga kebersihan diri, salah satu yang utama, yaitu mencuci tangan dengan menggunakan sabun.
Di samping itu, desinfektan di lingkungan sekitar juga harus sering dilakukan, guna mengurangi kemungkinan terpapar enterovirus.(*)
Baca Juga: 6 Manfaat Berhubungan Seks Pagi Hari Ternyata Mampu Hilangkan Stress, Ini Tipsnya