2. Olahraga
Bukan berarti dengan olahraga dapat menyebabkan kanker, namun faktor risiko menekan adanya pertumbuhan kanker.
Baca Juga: BPOM Medan Temukan Air Galon di 6 Daerah Ini Terpapar BPA Lebihi Ambang Batas
"Olahraga itu bisa dibuktikan secara biokimiawi menghasilkan manfaat dalam tubuh yang dapat menekan kanker," jelas Prof. Aru.
3. Makanan
Cara makan dan gaya hidup saat ini sudah berubah, masyarakat lebih banyak mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi kalori dan lemak.
Komponen-komponen inilah yang perlu diperhatikan oleh masyarakat jika ingin mencegah pertumbuhan kanker, sedangkan untuk faktor lingkungan lainnya seperti polusi, bahan-bahan di sekitar presentasenya sangatlah kecil.
Termasuk paparan bisphenol-a ini jumlahnya jauh lebih kecil dan masih dapat dikeluarkan dari tubuh.
Berdasarkan pemaparan dari dr. Laurentius Aswin Pramono, M.Epid, Sp.PD di dalam kesempatan yang sama, dikatakan bahwa senyawa kimia termasuk bisphenol-a (BPA) yang masuk ke dalam tubuh dapat dikeluarkan oleh berbagai organ, mulai dari hati, ginjal, dan pernapasan.
Bicara Kanker, Masih Banyak PR Lain Terkait Kanker
Masih menurut Prof. Aru, masyarakat perlu berhati-hati menyebutkan bisphenol-a (BPA) ini berisiko kanker, karena data yang ada belum cukup dan masih sangat awal penelitian yang ada.
"Belum berani dan belum boleh bilang bisphenol-a (BPA) ini menyebabkan kanker, tapi kalau nanti ada data yang baru, ya silahkan, karena dulu rokok juga tidak dianggap sebagai hal yang berhubungan dengan orang yang merokok," Prof. Aru menyampaikan bahwa ke depannya bisa saja berubah jika ditemukan data yang kuat.
Jika ingin membicarakan risiko kanker, Prof. Aru menilai lebih banyak faktor risiko lainnya yang bisa menyebabkan kanker, ketimbang paparan BPA bagi tubuh, salah satu yang paling besar dan sulit dikendalikan adalah rokok.
Inilah yang seharusnya menjadi perhatian masyarakat, jika masyarakat ingin meningkatkan pengetahuan mengenai kanker. (*)
Baca Juga: Mitos dan Fakta BPA dalam Kemasan Plastik, Benarkah Membahayakan Tubuh?