Find Us On Social Media :

Sering Dituding Jadi Biang Keladi Masalah Kesehatan, Benarkah MSG dan Gula Berbahaya?

MSG dan gula yang sering disebut jadi biang keladi masalah penyakit

GridHEALTH.id - Banyak terjadi, MSG dan gula masih menjadi alasan teratas di balik kemunculan beberapa penyakit.

Padahal, MSG dan gula sering dijadian sebagai bahan tambahan untuk penambah cita rasa.

Sering kali, MSG dianggap sebagai pemicu dari kanker, hipertensi, hingga membuat bodoh.

Atau mungkin, kandungan makanan dan minuman yang mengandung gula terlalu banyak dapat menimbulkan penyakit diabetes.

Meski begitu, sebaiknya lebih dulu mengetahui apa sebenarnya dengan MSG dan gula ini.

Mengapa sering kali MSG dan gula dijadikan alasan di balik masalah penyakit.

Dilansir dari Kompas.com, MSG (monosodium glutamat) ini sempat mendapatkan kecaman karena diduga menyebabkan keracunan pada akhir 1960an.

Setelah hal itu terjadi, MSG semakin dianggap buruk jika dikonsumsi.

Kendati demikan, belum juga ada satupun penelitian yang menyebutkan jika kanker disebabkan oleh MSG.

Perlu dicatat, penelitian membutktikan bahwa MSG tidak akan memicu masalah kesehatan yang berlebihan jika hanya dikonsumsi dalam jumlah yang sedikit.

Baca Juga: Sampah Plastik Jadi Masalah Lingkungan, Kemasan Kertas Jadi Pilihan

Tahukah, MSG sendiri terbuat dari asam amino yang disebut asam L-glutamat, diproduksi dengan memfermentari jagung, tebung, bit, gula, tapioka atau tetes tebu.

Biasanya, MSG ini digunakan sebagai penyedap pada masakan Cina dan makanan olahan lainnya.

Melansir dari TribunJambi.com, Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS (FDA) mengatakan jika MSG adalah bahan yang aman.

Badan pengatur pangan global seperti Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyetujui hal tersebut.
 
Selama ini dianggap berbahaya karena dapat menyebabkan gejala alergi seperti sakit kepala, mual, mati rasa, gatal, palpitasi, hingga kantuk.
 
Ternyata, tuduhan tersebut tak sepenuhnya benar.
 
Penelitian membuktikan bahwa hal tersebut hanya terjadi pada orang yang sensitif terhadap MSG.
 
Bahkan, efek tersebut hanya bersifat dalam jangka pendek dan akan hilang dalam hitungan jam.
 
Kali ini masalah yang terjadi jika makanan mengandung gula.
 
Gula ini adalah jenis karbohidrat sederhana yang terjadi secara alami di beberapa makanan dan minuman.
 
Gula juga merupakan senyawa adiktif dalam makanan dan minuman tertentu.
 
 
 

Sebenarnya, gula merupakan sumber energi bagi tubuh manusia.

Maka dari itu, tak heran jika sebenarnya gula juga perlu untuk dikonsumsi dalam olahan makanan.

Kini, hal yang sering menjadi masalah saat gula dikonsumsi dengan cara yang berbeda atau berlebihan.

Jadi masalah ketika gula buatan tersebut terdapat dalam karbohidrat rantai pendek yang sudah hampir siap untuk diserap.

Mengkonsumsi dalam bentuk polisakarida, seperti diantaranya; nasi; ubi; singkong; jagung; roti; mie yang seharusnya lebih dulu dipecah, baru masuk ke peredaran darah.

Jika hal itu tidak terjadi, itulah yang menjadikan alasan jika mengonsumsi karbohidrat dalam bentuk gula lebih berbahaya karena masuknya terlalu cepat.

Selain itu, konsumsi gula dan endapan sisa-sisanya juga dapat membuat kerja organ tubuh menjadi lebih berat.

Terlalu banyak gula inilah yang dapat menyebabkan penurunan fungsi hati.

Jadi, tak selamanya MSG dan gula ini dianggap sangat berbahaya atau pemicu masalah kesehatan.

Selagi mengonsumsi tidak berlebihan atau sesuai dengan porsinya, tentu MSG dan gula sangatlah tidak terlalu berbahaya seperti yang diberitakan.

Seperti yang sudah dihimbau dalam tulisan kemkes.go.id, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes dr. Maxi Rein Rondonuwu menghimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan mulai dari diri sendiri.(*)

Baca Juga: Ajinomoto Berikan Tips Hindari Penyakit Kronis dengan Pola Makan Bergizi Seimbang