GridHEALTH.id - Saat batuk dan pilek, umumnya kita akan langsung mengonsumsi obat untuk menghentikan batuk dan pilek.
Tahukah, jika itu yang kerap kita lakukan salah besar.
Mengepa? Karena batuk dan pilek bukanlah penyakit. Itu adalah daya tahan tubuh alami manusia untuk mengusir, membunuh, dan mengeluarkan penyebab infeksi yang masuk ke dalam tubuh.
Jika batuk dan pilek distop, artinya kita tidak batuk dan pilek lagi, tapi penyebab infeksinya masih tetap ada di dalam tubuh dan terus menggerogoti tubuh. Malah tidak mumgkin akan menimbulkan penyakit yang lebih parah lagi.
Ketahuilah batuk dan pilek itu umumnya disebabkan virus, yang bisa sembuh dengan sendirinya seiring membaik dan optimalnya daya tahan tubuh.
Baca Juga: Benarkah Penyakit Psoriasis Tidak Bisa Sembuh Total? Simak Faktanya!
Karenanya obat batuk dan pilek itu, makan makanan bergizi, cukupi kebutuhan gizi harian, minum cukup, istirahat.
Untuk dicatatat, obat batuk dan pilek itu sejatinya untuk meringankan gejala.
Jadi kalau kita mengalami batuk dan pilek yan terlalau heboh sehingga menganggu istirahat, makan, dan lainnya, maka baru boleh kita konsumsi.
Nah, untuk ibat batuk pilek pun tidak boleh dikonsumsi sembarangan.
Jika membeli obat batuk pilek bebas, pastikan yang sudah teregister dan mendapat izin edar dari BPOM RI.
Baca Juga: Penyakit Mata Merah Pada Bayi Disertai Kelopak Bengkak, Begini Cara Mengatasinya
Perhatikan juga kemasannya, tidak boleh membeli dan mengonsumsi yang sudah rusak, tidak ada petunuuk pakai dan keterangan obat lainnya, juga produsennya.
Minum obat batuk pilek sesuai dengan dosis yang telah diatur produsen yang mendapat persetujuan BPOM RI.
Untuk obat batuk pilek yang satu ini baiknya dijauhi. Menyebabkan cidera ginjal akut bagi yang mengonsumsinya.
Bahkan sudah ada 66 anak yang tewas karena mengonsumsi obat batuk pilek ini.
Obat batuk pilek ini produksi India dan berasal dari perusahaan farmasi India.
Korban adalah anak-anak di Gambia.
Hal itu, dilansir dari Reuters, sudah dikonfirmasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rabu (5/10).Malah Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus setelah lembaganya melakukan tes pada beberapa sirup obat yang diduga menyebabkan 66 kematian anak di negara kecil Afrika Barat itu.Hasilnya menurut WHO obat-obat itu telah terkontaminasi.Tedros mengatakan kepada wartawan, badan PBB sedang melakukan penyelidikan dengan regulator India dan perusahaan yang membuat obat sirup tersebut, Maiden Pharmaceuticals Ltd.
Baca Juga: Mengenal Pengobatan Hipertensi Pada Lansia, Atasi Tekanan Darah Tinggi
Sayang, Maiden Pharma menolak berkomentar, sementara panggilan dan pesan ke Drugs Controller General of India tidak dijawab.
Kementerian kesehatan India tidak menanggapi permintaan komentar.Kini dengan tegas WHO mengeluarkan peringatan produk medis pada hari Rabu meminta regulator untuk menghapus barang-barang Maiden Pharma dari pasar.Peringatan tersebut mencakup empat produk: Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup dan Magrip N Cold Syrup.Analisis laboratorium mengkonfirmasi jumlah dietilen glikol dan etilen glikol di atas batas aman, sehingga menjadi racun dan menyebabkan cedera ginjal akut, kata WHO.Maiden Pharmaceuticals memproduksi obat-obatan di fasilitasnya di India, yang kemudian dijual di dalam negeri serta mengekspornya ke negara-negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, menurut situs webnya.(*)