GridHEALTH.id - Inilah ragam pengobatan yang dilakukan Umi Pipik setelah didiagnosa mengidap tumor kelenjar getah bening.
Semenjak ditinggal sang suami, Uje, tampaknya Umi pipik diterpa berbagai macam cobaan.
Selama ini disimpan rapat-rapat, Umi pipik ternyata mengidap penyakit mematikan.
Pemilik nama asli Pipik Dian Irawati ini ternyata mengidap kelenjar getah bening atau limfoma.
Kelelahan hingga stres sudah sudah menjadi makanan sehari-hari.
Siapa sangka hal itu lah yang memicu munculnya tumor pada tubuh wanita yang aktif berdakwah itu.
Penyakitnya itu sudah bersarang di tubuhnya selama empat tahun.
Hal tersebut ia sampaikan dalam kanal YouTube Oki Setiana Dewi.
"Dua tahun yang lalu tuh sakit, ada kelenjar getah bening kayak tumor gitu di leher," bebernya (1/9/2020).
"Jadi kalo kecapean pasti langsung nge-drop gitu," ucap Umi Pipik.
Umi Pipik juga mengatakan jika faktor penyebabnya itu karena kelelahan dan stres saat mencari nafkah.
Baca Juga: Pijat Prostat, Adakah Manfaatnya Bagi Pengidap Kanker Prostat?
Kanker kelenjar getah bening atau dikenal sebagai limfoma maligna masih menjadi masalah kesehatan yang cukup penting karena merupakan kanker ke-6 terbanyak penderitanya.
Limfoma dapat dikenali dengan beberapa gejala antara lain benjolan di kelenjar getah bening, tersering leher, ketiak, dan selangkangan.
Dapat juga didapatkan pembesaran limpa, liver dan abnormalitas pemeriksaan darah tepi.
Pengobatan Kelenjar Getah Bening
Pengobatan kanker kelenjar getah bening sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan kanker lainnya, namun membutuhkan penanganan yang aktif.
Prognosis kanker kelenjar getah bening bisa sembuh juga dipengaruhi dari jenis pengobatan yang dilakukan.
Tidak semua cara mengobati kanker kelenjar getah bening harus dengan menggunakan operasi.
Operasi umumnya digunakan pada proses biopsi atau pengambilan sampel untuk mendiagnosa kanker, namun jarang digunakan sebagai cara pengobatan.
Berikut adalah beberapa jenis pengobatan kanker kelenjar getah bening yang sering dilakukan kepada pasien:
1. Pengobatan remisi
Pengobatan remisi bertujuan mengurangi atau menghilangkan kanker dari dalam tubuh.
Sebab, sangat sulit bagi kanker kelenjar getah bening bisa sembuh.
Baca Juga: Muncul Benjolan di Ketiak Bisa Disebabkan Infeksi, Kapan Harus Waspada?
Namun, pasien bisa mengalami remisi di mana sudah tidak ada sel kanker di dalam tubuhnya.
Ada dua jenis remisi, yakni remisi komplit yang berarti semua gejala klinis kanker telah menghilang dan tidak terdeteksi.
Namun bukan berarti sembuh karena bisa jadi masih ada sedikit yang tertinggal dan berisiko menyebabkan kekambuhan atau relaps.
Kemudian remisi parsial, di mana sel kanker berkurang setidaknya separuh tetapi tidak hilang seutuhnya.
2. Pengawasan aktif
Pengawasan aktif ataudapat dilakukan melalui pemeriksaan rutin.
Dokter tidak akan menjalankan pengobatan kanker kelenjar getah bening jika tidak ada masalah pada kesehatan pasien.
Sehingga pasien bisa aja masih mengalami sejumlah gejala kanker kelenjar getah bening.
Metode ini umumnya dilakukan pada jenis kanker limfoma dengan pertumbuhan yang lambat.
Sulit untuk bisa sembuh total, namun penyakit ini dapat terkendali selama beberapa tahun dengan pengobatan berkala.
3. Kemoterapi
Baca Juga: Lakukan 3 Hal Ini Agar Punggung Mulus dan Bebas dari Jerawat
Kemoterapi umumnya dilakukan selama beberapa bulan, penting diingat bahwa pengobatan ini memiliki efek samping.
Jika dokter memastikan bahwa kanker kelenjar getah bening bisa sembuh, kemoterapi bisa dilakukan menggunakan infus.
Jika tidak bisa, maka kemoterapi dapat dilakukan dengan konsumsi obat kanker kelenjar getah bening secara oral.
4. Radioterapi
Pengobatan kanker kelenjar getah bening dengan menggunakan radioterapi biasanya diberikan ada pasien dengan limfoma Hodgkin stadium awal.
Radioterapi bebas rasa sakit namun dapat menimbulkan sejumlah efek samping, contohnya seperti rambut rontok dan radang tenggorokan.
5. Tranplantasi sel punca
Sel punca berada di dalam tulang sumsum yang menghasilkan sel darah baru di dalam tubuh.
Saat seseorang terkena kanker kelenjar getah bening menjalani kemoterapi, sel punca bisa ikut rusak dan berbahaya bagi tubuh karena mengganggu proses pembentukan sel darah baru.
Transplantasi sel punca akan menggantikan sel-sel yang rusak atau hilang tersebut dengan sel punca lain yang diambil dari tubuh yang sehat
Itulah sebagian pengobatan yang bisa dilakukan oleh penderita kelenjar getah bening.(*)
Baca Juga: Gejala dan Pengobatan Dakrioadenitis, Radang Kelenjar Air Mata