Find Us On Social Media :

Retinopati Diabetik Banyak Terjadi di Usia Produktif, Bagaimana Mencegahnya?

Penyandang diabetes disarankan rutin melakukan pemeriksaan mata untuk deteksi dini masalah penglihatan.

Lebih lanjut, dokter Gita juga menjelaskan ada dua faktor yang menjadi pemicu renopati diabetik, yakni komitmen dan non-komitmen.

Faktor komitmen terdiri dari seberapa lama penyakit diabetes berlangsung, kadar gula darah terutama HB1C (hiperglikemia), hipertensi (tekanan darah tinggi), kehamilan, dan penyakit ginjal.

Sedangkan yang non-komitmen meliputi gaya hidup misalnya merokok, obesitas, konsumsi alkohol, kurang aktif secara fisik, tidur ngorok, penyakit hati berlemak non-alkohol, dan kadar prolaktin serum tinggi.

Mencegah gangguan mata

Orang dengan diabetes disarankan rutin melakukan pemeriksaan mata, sebelum kondisi ini terjadi. Pasalnya bila sudah kejadian, maka penglihatan akan kabur, warna pudar, dan bahkan ada titik-titik hitam.

“Ini semua bisa mengarah ke kebutaan. Bisa dihindari kalau kita deteksi dini dan pengobatan dini,” tutur dokter Gita.

Untuk diabetes tipe 1, disarankan pemeriksaan mata dilakukan setiap 3-5 tahun setelah diagnosis dilakukan.

Sedangkan pada penyandang diabetes tipe 2, skrining kesehatan mata perlu segera dilakukan usai dokter memberikan diagnosis.

Dokter spesialis nantinya akan menentukan, seberapa sering pemeriskaan harus dilakukan. Apakah cukup setiap setahun sekali atau lebih sering.

“Pada wanita penderita diabetes melitus yang ingin hamil, sebaiknya periksa mata dulu sebelum hamil atau pada awal trimester pertama,” jelasnya.

Orang dengan diabetes juga disarankan untuk rutin mengontrol tekanan darah, kadar kolesterol, dan modifikasi gaya hidup untuk menurunkan risiko gangguan mata ini. (*)

Baca Juga: Jangan Disepelekan, Sederet Komplikasi Asam Urat Berbahaya dan Harus Diwaspadai